Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melayat Bersama, Pendidikan Berharga bagi Siswa

13 Januari 2023   14:57 Diperbarui: 14 Januari 2023   15:59 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sedang melayat bersama di rumah teman. Dokumentasi pribadi

Pertama, anak-anak dapat terbangun sikap empatinya. Mereka mau tidak mau akhirnya mengontrol diri ketika berada dalam situasi melayat. Kalau biasanya di kelas mereka bersenda gurau, saat dalam suasana melayat tentu tenang, merasa sedih, dan merenung. Bersikap santun terhadap orang-orang yang dijumpainya.

Kedua,  bukan mustahil dalam suasana melayat dan melihat temannya sedih, akhirnya muncul sikap memberikan semangat kepada temannya itu. Dalam konteks demikian, mendidik mereka menjadi lebih dewasa bukan? Hukum memberi dan menuai lahir dalam keadaan tersebut. Mereka memberi motivasi (untuk temannya), sekaligus mendapatkan kedewasaan (bagi dirinya).

Hal yang amat fundamental bagi dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, aktivitas melayat tersebut dapat mendidik mereka menjadi pribadi yang semakin menyadari bahwa kehidupan diakhiri dengan kematian. Maka, sudah seharusnya dalam keberlangsungan hidupnya diisi dengan kebaikan dan semangat.

Untuk bisa sampai ke kesadaran yang seperti itu, tentu guru memiliki peran pokok. Maka, penting kiranya selesai aktivitas melayat bersama diisi dengan kegiatan refleksi di sekolah, yang dipimpin oleh guru. Dengan begitu, aktivitas melayat bersama memiliki dampak moral dalam diri siswa.

Saya menulis ini bukan berarti saya sudah melakukannya terhadap anak didik saya. Bukan. Akan tetapi, tiba-tiba saat menulis artikel ini muncul ide mengembang ke arah ini. Oleh karena itu, saya patut mengajak diri saya sendiri untuk merealisasikan ide ini ketika, entah kapan dan di mana, saya menghadapinya bersama anak didik di sekolah. Anda bagaimana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun