Keamanan pangan jajanan anak usia sekolah (PJAS) memang tidak populer. Sekalipun di beberapa daerah sudah didengungkan, masih belum memasyarakat. Saya memang belum pernah  menanyakan kepada salah satu anggota masyarakat di tempat saya tinggal. Akan tetapi, saya yakin belum banyak orang mengenal keamanan PJAS.
Jika Anda penasaran, coba Anda bertanya kepada tetangga, kolega, atau siapa pun yang kebetulan Anda jumpai dan ngobrol bersama dengan Anda. Saya yakin, belum banyak di antara mereka yang mengetahuinya. Atau bahkan, sama sekali tidak  ada yang mengetahui. Sehingga, (akhirnya) boleh dibilang keamanan PJAS jauh dari realitas sehari-hari.
Namun, bagi saudara kita yang berkecimpung di badan pengawasan obat dan makanan (BPOM) pasti mengenalnya. Sebab, memang mereka yang memiliki potensi menyosialisasikan keamanan PJAS kepada masyarakat. Termasuk kepada masyarakat sekolah. Beberapa waktu yang lalu, SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah (Jateng), diundang oleh Balai Besar POM Jateng untuk bergabung dalam sosialisasi keamanan PJAS.
Itu kali pertama SMP 1 Jati mengikuti. Sehingga saat itu pula baru mengetahui istilah keamanan PJAS. Mungkin sekolah yang sudah terlebih dahulu mengikuti sosialisasi keamanan PJAS tentu telah mengenalnya sebelum kami mengetahuinya.
Akan tetapi, bersyukur karena akhirnya kami bisa mengikuti sosialisasi keamanan PJAS. Bahkan, pun mengikuti bimbingan teknis (bimtek) keamanan PJAS. Berbekal itu, kami akhirnya berkomitmen, yaitu selain membumikan keamanan PJAS bagi warga SMP 1 Jati, juga mengadakan sosialisasi terhadap sekolah lain, khususnya SMP negeri se-Kabupaten Kudus.
Dalam sosialisasi tersebut diikuti oleh 23 Kepala SMP dan 23 guru. Mereka mewakili sekolah masing-masing. Setiap SMP terwakili oleh kepala sekolah (kepsek) dan satu guru. Hadir pula dalam acara itu Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Kadisdikpora) Kabupaten Kudus, Â Harjuna Widada.
Dalam sambutan, Harjuna mendorong sekolah mengimplementasikan keamanan PJAS. Sebab, anak-anak dapat mengikuti pendidikan dengan baik kalau asupan pangan mereka aman dari cemaran. Itu sebabnya sekolah memiliki kewajiban mengedukasi anak-anak didiknya mengenai keamanan PJAS.
Harapan Harjuna relevan dengan komitmen SMP 1 Jati. Bukti autentiknya adalah SMP 1 Jati langsung menindaklanjuti sosialisasi dan bimtek keamanan PJAS yang sudah diikutinya dalam aktivitas diseminasi.
Yaitu, diseminasi terhadap semua guru dan karyawan, siswa, sebagian orangtua siswa, bahkan terhadap semua SMP negeri di Kudus. "Itulah kewajiban dan tanggung jawab kami mengenai betapa pentingnya keamanan PJAS," ungkap Sumaryatun, Kepala SMP 1 Jati, dalam sambutannya.
Dalam sosialisasi yang diikuti oleh 46 peserta terdiri atas kepala sekolah dan guru itu ada tiga materi. Pertama, kebijakan pangan jajanan anak usia sekolah; kedua, tips konsumsi pangan aman dengan cek klik dan memperhatikan informasi nilai gizi; ketiga, kiat mengenal dan memilih pangan aman.