Kembali tentang pertemanan dan persahabatan di dunia maya. Saya sudah membuktikan dan merasakan bahwa pertemanan di dunia maya tak ada bedanya dengan dunia nyata bahkan berteman di dunia maya ada sensasi yang tidak kita temukan dalam dunia nyata. Ada yang sangat mengesankan saya. Seorang teman Kompasianer yang belum pernah kopi darat atau bertatap muka dengan saya bahkan belum pernah melihat wajah saya meskipun hanya foto (PP saya memakai gambar wayang Bima) tetapi dia mau berteman dengan saya. Dia tahu hobi saya lalu minta supaya saya mengirimkan alamat lengkap saya via inbox. Dan anehnya setelah itu dia memaketkan lewat pos sesuatu yang bagi saya sangat berharga sekali. Barang itu bukan hanya dibeli olehnya tetapi diolah sedemikian rupa dengan perangkat khusus dan memakan waktu berhari-hari setelah masak (ibarat makanan) barulah dikirimkan pada saya. Menurut perkiraan saya barang itu harganya tidak kurang dari dua ratus ribuan, belum ongkos kirimnya. Sengaja tidak saya sebutkan namanya disini dan barangnya apa. Bagi saya tanda persahabatan itu sangat berharga sekali. Itulah salah satu bentuk ekspresi keakraban bahwa didunia mayapun kita bisa mendapat teman atau sahabat. Dia berada di Jawa sedangkan saya di Sumatera belum pernah bertemu kok mau-maunya susah payah mengirimkan sesuatu yang harus dibeli oleh uangnya sendiri. Terimakasih banyak Mas kenang-kenangannya. Dengan apa saya akan membalasnya. Semoga Tuhan melimpahkan rejeki padanya.
ILMU
Saya sadari sebagai orang yang tidak pernah mambu sekolahan dan sangat haus akan ilmu pengetahuan, maka tidak salah Kompasiana adalah tempat bermain yang tepat. Sambil bercanda gojeg dan guyon ilmupun juga saya dapatkan. Bagi saya Kompasiana ini seperti sebuah universitas gratis dengan fakultas paling lengkap didunia. Ingin mendapat dan memperdalam ilmu apa saja ada di Kompasiana. Dari puisi, edukasi, ekonomi, teknologi,luar negeri dan birokrasi ada disini. Dari jalan-jalan, kesehatan, kejiwaan, penghijauan, keuangan, urban hingga sekadar catatan harian. Dari olah raga, drama, bahasa, wisata, sosial budaya hingga media....hahaha... jangan tanya. Dari motor, horor, humor hingga curhat minta honor.......... hehe.. error.
Di Kompasiana ini saya merasa menjadi MTK (Mahasiswa Tanpa Kampus). Para pendidik yang bertebaran disetiap kanal dengan berbagai macam gelar dan kompetensi. Setiap hari setiap jam bahkan setiap menit para “guru-guru maya” itu dengan tulus membagi ilmunya dengan memposting di blog keroyokan ini. Saya tinggal pilih mau belajar apa saja dan dosennya siapa bebas. Beliau siap melayani secara suka rela. Bebas dari ruang dan waktu, mau belajar kapan saja dan dimana saja bisa didapatkan di Kompasiana ini. Kuliah di Universitas Kompasiana ini benar-benar gratis-tis. Tanpa dibebani uang bulanan atau semesteran seperti ketika kuliah secara konvensional. Ada memang, buat beli paket pulsa, namun sekian puluh ribu rupiah itu tidak sepadan dengan ilmu yang didapat. Pernah saya sekali sekali menengok ke media online lainnya selain Kompasiana, tapi kok rasanya (bukan memuji) Kompasiana terlalu nyaman untuk ditinggalkan.
TERIMAKASIH
Terimakasih sangat layak saya ucapkan kepada penyelenggara dan pengelola atau Admin Kompasiana yang telah memfasilitasi saya untuk mendapatkan teman sekaligus ilmu secara gratis. Tanpa Kompasiana sulit rasanya saya mendapatkan hal itu. Terimakasih juga saya ucapkan kepada Bapak/Ibu Dosen yang secara sukarela membagikan ilmunya kepada kami melalui Kompasiana ini. Juga kepada Bapak/Ibu Guru yang secara tulus dan ikhlas berbagi ilmu dan wawasannya. Sayapun mengucapkan ribuan terimakasih kepada Kompasianer yang mau meminta saya di add sebagai teman dan saya ucapkan terimakasih pula pada teman-teman yang telah berkunjung dilapak saya terlebih dengan memberi komentar yang sejuk dan bisa memotivasi diri saya untuk lebih semangat menulis yang bermanfaat. Saya mohon maaf juga jika saya terkadang karena sesuatu hal jarang beranjang sana ke lapak teman-teman.
MENGUNDURKAN DIRI
Namun kenapa saya mengatakan akan mengundurkan diri dari Kompasiana ? Benar, saya akan mengundurkan diri dari Kompasiana ini apabila...................... 1.Semua Kompasianer sudah mengundurkan diri dari Kompasiana 2. Kompasiana sudah ditutup oleh Admin 3. Dan jika internet benar-benar sudah tidak bisa lagi di akses Jika hal itu tidak terjadi, kenapa harus mundur.....hehehe.....eman-eman.
TULISAN TERAKHIR
Ya, ini tulisan terakhir saya......tulisan terakhir di Kompasiana pada tahun pertama saya bergabung di Kompasiana , sekaligus sebagai tulisan perdana saya pada tahun kedua bergabung di Kompasiana ini. Itulah refleksi atau lebih tepatnya uneg-uneg saya yang perlu saya sampaikan selama setahun bergabung di Kompasiana. Marilah kita ikut ambil bagian dalam mencerdaskan bangsa melalui media online ini. Demikianlah semoga Kompasiana tetap eksis dan selalu di hati. Salam MTK (Mahasiswa Tanpa Kampus).