Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terkadang, Terlambat Adalah Sebuah Keajaiban

15 Juni 2025   05:52 Diperbarui: 15 Juni 2025   05:52 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterlambatan tak selalu menandakan kerugian. Kadang kamu terlambat dalam suatu acara, namun ternyata itu menjadi cara Allah menyelamatkan hidupmu dari marabahaya.

Seperti yang dialami oleh Bhoomi Chauhan (28 tahun), mahasiswi asal India yang kuliah di Bristol, Inggris. Tidak sengaja ia terlambat 10 menit untuk boarding pesawat Air India AI-171 tujuan London Gatwick. Chauhan telah melakukan check-in online dan mendapatkan kursi nomor 36G di kelas ekonomi.

Setelah berlibur di wilayah barat India, seharusnya ia terbang kembali ke Inggris menggunakan pesawat Boeing 787 Dreamliner tersebut. Namun, kemacetan membuatnya tiba di Bandara Ahmedabad pukul 12.20 waktu setempat, 10 menit setelah proses boarding dimulai.

Staf maskapai telah menutup proses check-in sesuai aturan batas waktu. "Saya sangat kecewa dan marah pada sopir yang membawa saya. Saya memohon pada petugas agar diizinkan masuk karena hanya terlambat sedikit, tapi mereka tetap menolak," ujar Chauhan.

Perasaan kecewa itu berubah 180 derajat ketika ia menerima berita dari agen perjalanan, memberitahukan bahwa pesawat yang seharusnya ia tumpangi telah jatuh. Keterlambatan yang disesali telah berubah menjadi anugerah yang disyukuri.

Kecelakaan itu menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat, sejumlah 241 orang. Satu-satunya penumpang selamat adalah Vishwash Kumar Ramesh, warga Inggris yang terjebak di bagian ekor pesawat.

"Saya langsung terdiam. Rasanya seperti mukjizat. Andai saya berangkat sedikit lebih awal, mungkin saya ada di pesawat itu," katanya, masih terguncang.

Setelah ditolak boarding, ia sempat meninggalkan bandara untuk minum teh sambil berdiskusi dengan agen perjalanan tentang pengembalian tiket. Namun belum lama minum teh, kabar buruk itu datang.

Maka jalani hidup dengan positif. Lakukan hal-hal terbaik. Berusahalah untuk selalu tepat waktu. Namun jika kondisi tak memungkinkan, jangan berlebihan dalam penyesalan atas keterlambatanmu. Karena terkadang keterlambatan adalah sebuah keajaiban yang menyelamatkan hidupmu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun