Adakah Musibah yang Disukai Manusia?
Musibah tidak selalu berupa hal-hal yang buruk dan tidak disukai manusia. Terkadang ada musibah dalam bentuknya yang cantik menarik dan disenangi umumnya manusia. Bahkan diperebutkan banyak kalangan.
Umar bin Abdul 'Aziz mengucap istirja' saat dilantik menjadi khalifah, menggantikan khalifah sebelumnya, Sulaiman bin Abdul Malik. "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un", demikian ucap Umar bin Abdul Aziz. Baginya, menjadi khalifah adalah musibah, karena sangat berat pertanggungjawabannya.
Ini adalah contoh musibah yang hadir dalam bentuknya yang cantik menarik. Kenyataannya, banyak orang berlomba mengejar jabatan kepemimpinan. Menjadi pemimpin bisa merupakan musibah, jika tidak bisa menjalankan amanah kepemimpinan dengan baik dan benar.
Kaya raya, bisa jadi adalah musibah, jika tak mampu mengelola kekayaan dengan baik dan benar. Istri cantik jelita, bisa jadi adalah musibah, jika tak mampu mendidik dan menjaga. Rumah megah dan mewah, bisa jadi adalah musibah, jika tak disukai tetangga dan masyarakat sekitar. Padahal itu semua adalah hal-hal yang sangat disukai umumnya manusia.
Musibah yang Tak Pernah Diharapkan Manusia
Umumnya manusia memahami musibah sebagai hal yang tak menyenangkan dan tak diinginkan. Misalnya, miskin, sakit parah, gagal, bangkrut, mendapat fitnah, dan lain sebagainya. Manusia tak pernah berharap mendapat musibah dalam bentuk seperti ini. Termasuk musibah berupa bencana alam, pandemi, maupun kecelakaan.
Namun terkadang, musibah yang tak pernah diharapkan ini berupa keharusan untuk diterima manusia. Bukan berupa pilihan. Allah memilih hambaNya untuk menerima suatu musibah; dan manusia tinggal menjalani dengan sepenuh kesabaran.
Misalnya, musibah berupa pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu. Andai disuruh memilih, banyak manusia tak mau mengalami musibah pandemi. Namun Allah yang memilih hamba untuk merasakan pandemi, bahkan memilih beberapa hamba untuk dipanggil menghadap Allah di masa pandemi tersebut karena terinfeksi covid.