Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pendidikan Anak, Dimulai dari Mana?

25 Juli 2022   20:11 Diperbarui: 25 Juli 2022   20:21 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ditanyakan kepada Anda, mendidik anak dimulai sejak kapan? Apa jawaban Anda? Sebagian menjawab, ketika anak sudah usia sekolah. Yang lain menjawab, sejak dini. Ada yang menjawab, sejak bayi lahir. Ada pula yang menjawab, sejak dalam kandungan.

Nah, saya memilih jawaban paling awal, yaitu sejak seorang calon ayah memilihkan calon ibu bagi calon anaknya, dan seorang calon ibu memilihkan calon ayah bagi calon anaknya. Artinya, pendidikan anak sudah dimulai sejak anak itu belum ada dan belum "diproses".

Sebagaimana kita ketahui, anak tidak bisa memilih siapa ayah dan ibunya. Anak tidak bisa memilih kakek dan neneknya. Namun seorang lelaki bisa memilih siapa calon istrinya, dan seorang perempuan bisa memilih siapa calon suaminya. 

Dari sinilah kita mulai memberikan penghormatan dan pemuliaan kepada (calon) anak-anak, bahwa mereka terlahir dari rahim pilihan.

Memilihkan Calon Ibu dan Calon Ayah Bagi Anak

Proses pendidikan anak sesungguhnya sudah dimulai sejak sebelum janin terbentuk. Ketika seorang lelaki dan perempuan memilih jodoh dan memproses pernikahan dengan cara yang benar dan baik, maka itu merupakan modal awal pendidikan terhadap anak.

Mereka membentuk kehidupan rumah tangga dengan motivasi ibadah untuk mewujudkan kondisi rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. Dengan demikian orang tua telah memiliki pondasi niat yang benar, serta memiliki visi yang sama untuk meraih surgaNya.

Memilih istri atau memilih suami, bukanlah peristiwa iseng datau sekedar memenuhi selera pribadi. Sejak awal setiap lelaki dan perempuan muslim harus menyadari, bahwa mereka tengah menyiapkan generasi penerus. Untuk itulah, memilih pasangan hidup harus didasarkan kepada tuntunan Allah dan RasulNya.

Nabi saw bersabda,

: .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun