Sebaliknya, istri juga harus berusaha untuk memahami pola dan kebiasaan komunikasi sang suami. Jika sang istri melihat dari sisi lain, ia akan bisa merasakan betapa hormat sang suami kepada ibu kandungnya, dan betapa dekat sang suami kepada dirinya. Kedua-dua sisi ini patut disyukuri oleh istri.
Dari mana kita mengetahui bahwa sang suami sangat hormat kepada ibu kandungnya? 'Teguran' suami kepada istri setiap kali ada kesalahpahaman, adalah wujud nyata dari penghormatannya kepada sang ibu. Kira-kira ingin mengatakan, "Jangan sekali-kali menyakiti ibuku".
Dari mana kita mengetahui kedekatan suami dengan sang istri? Ia meletakkan sang istri pada posisi dirinya. Ia tidak melihat istri sebagai orang lain --yang jauh dan berjarak.Â
"Begitulah aku bersikap kepada ibuku. Aku akan selalu mengalah. Hendaknya kamu juga melakukan seperti yang aku lakukan". Saya melihat, sang suami memposisikan istri seperti posisi dirinya. Sangat lekat.
Saran Kepada Sang Suami
Saran saya kepada sang suami adalah, agar lebih bisa menjaga dan memahami perasaan istri. Sebagai kepala rumah tangga, suami wajib membela dan melindungi istrinya.Â
Demikian penjelasan Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya ketika menjelaskan ayat "Ar-rijalu qawwamuna alan-nisa'". Suami harus selalu berusaha membela dan melindungi istri, bukan menyudutkan dan menyalahkan.
Suami juga wajib menghormati dan berbakti kepada kedua orangtuanya --terutama ibu. Birrul walidain ini kewajiban anak di sepanjang kehidupannya. Setiap anak wajib berbakti kepada ibu kandung. Kedua kewajiban ini, jangan dibenturkan dan jangan dipertentangkan oleh suami.
Hendaknya suami selalu berbakti kepada ibu kandung dengan kebaktian yang sebaik mungkin. Hendaknya suami selalu membela dan melindungi istrinya dengan pembelaan dan perlindungan yang sebaik mungkin. Keduanya untuk dilaksanakan, bukan untuk dipertentangkan atau dipilih salah satu.
Jika ia mempertentangkan atau bersikap memilih --pasti akan ada pihak yang tersakiti dan merasa tersingkirkan. Misalnya ia hanya mau berbakti kepada ibu, tanpa mau membela dan melindungi istri.Â
Tentu istri akan merasa tersakiti, terzalimi dan tersingkirkan dari sisi suami. Demikian pula ketika ia lebih memilih membela dan melindungi istri tanpa berbakti kepada ibu, tentu ibu akan merasa tersakiti dan tersingkirkan dari anak lelakinya.