Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istri adalah Perempuan Kedua di Hati Suami, Siapa yang Pertama?

5 September 2021   06:19 Diperbarui: 5 September 2021   06:18 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu, saya membuat postingan di instagram dan facebook, terkait persoalan menantu dan mertua. Dalam postingan itu, saya akhiri dengan pertanyaan, apa masalah yang Anda hadapi dalam berinteraksi dengan mertua?

Muncul banyak ungkapan di kolom komentar, baik pada akun instagram maupun di facebook. Dalam postingan sebelumnya, telah saya sampaikan tiga dinamika hubungan menantu mertua. Postingan kali ini saya sampaikan lagi salah satu persoalan yang dirasakan menantu dalam berinteraksi dengan mertua.

Suami Sering Menyalahkan

Alhamdulillah mertua saya baik. Hanya saja kalau saya sedang ada salah paham dengan mertua, suami bukan menjadi penengah, malah selalu nyalahin saya tanpa bertanya masalahnya apa. Ini membuat saya jarang atau males ngobrol sama mertua, agar tidak terjadi salah paham.

Saya juga sungkan kalau ke rumah mertua karena tidak bisa membantu beres-beres rumah. Saya punya dua balita yang malah bikin berantakan rumah mertua (Bunda Muda).

Bahasan

Masalah yang disampaikan di atas, terkait pola komunikasi suami istri. Pada dasarnya, hubungan dengan mertua baik-baik saja. Wajar jika sekali dua kali terjadi gesekan dan kesalahpahaman. Ini sangat manusiawi. Tidak ada dua orang yang berinteraksi dan tidak menghasilkan gesekan.

Persoalan justru muncul dari cara suami berkomunikasi, dan dari penerimaan komunikasi suami pada diri istri. Sang istri menganggap suami selalu menyalahkan dirinya ketika sedang ada salah paham dengan mertua. Suami tidak bertanya duduk persoalan, namun cenderung menegur sikap istri.

Di sisi lain, sang istri belum mengerti pola komunikasi suami. Sebab, terkadang pertanyaan, atau ungkapan suami --dalam konteks persoalan istri dan ibu mertua, tidak bermaksudmenyalahkan sang istri. Ungkapan suami muncul dari keinginan suami agar hubungan istri dengan ibunya selalu baik-baik saja.

Sang istri menangkap cara komunikasi suami sebagai 'selalu menyalahkan' dan tidak pernah menanyakan duduk persoalan. Nah, keduanya perlu introspeksi, agar bisa saling menyesuaiakn diri. Suami menghindari kalimat --baik pernyataan maupun pertanyaan, yang bisa ditangkap sebagai menyalahkan dan menuduh istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun