Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Menjaga Harmoni Mertua dan Menantu

28 Agustus 2021   20:34 Diperbarui: 28 Agustus 2021   20:33 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://aleteia.org/

Antara menantu dan mertua hendaknya saling proaktif dalam membangun hubungan baik. Mertua jangan menunggu menantu, dan menantu jangan menunggu mertua. "Jika menantuku berbuat baik padaku, aku akan berbuat baik padanya", ungkapan seperti menandakan sikap yang pasif dan tidak proaktif.

Demikian pula, ungkapan "Jika mertuaku berbuat baik padaku, aku akan berbuat baik padanya", juga tidak patut dimiliki. Kedua belah pihak harus berusaha proaktif mewujudkan hubungan yang kondusif, saling menghormati, saling memahami, sehingga tidak menciptakan jarak.

  • Saling menjaga diri, tidak saling menyalahkan

"When you are disappointed by your in-laws, try as hard as you can not to escalate the situation. Becoming 'extra' and volatile or excessively emotional never does anyone or any situation any good" --Barbara Greenberg, 2017.

Antara menantu dan mertua, hendaknya saling menjaga diri dalam berinteraksi. Jangan mudah emosi, apalagi saling menyalahkan. Milikilah sikap mulia, dan tidak terpancing untuk ikut berlaku buruk saat merasa mendapat perlakuan buruk.

Ketika Anda dikecewakan oleh mertua, berusahalah sekuat tenaga untuk tidak memperkeruh situasi. Sikap terlalu emosional tidak ada gunanya bagi siapa pun atau situasi apa pun. Sekali kata-kata emosional keluar dari lisan Anda, tidak akan pernah bisa Anda tarik kembali.

Greenberg menyarankan, jangan pula menyalahkan pasangan Anda atas perilaku orang tuanya. Pasangan Anda tentu sudah sangat menyadari kekurangan orang tuanya tersebut. Tidak ada alasan untuk malu atau melakukan penghinaan atas kondisi itu.

  • Bersikap bijak, jadilah manusia mulia

"Try to the best of your ability to take the high ground. Your kids are watching you. If their grandparents are behaving badly, then you certainly do not need to respond similarly" --Barbara Greenberg, 2017.

Berusahalah untuk mengambil posisi mulia. Ini akan menjadi pendidikan yang sangat penting bagi anak-anak Anda. Mereka selalu memperhatikan sikap Anda terhadap kake dan nenek mereka. Jika mertua Anda berperilaku buruk, jangan menanggapi dengan keburukan yang sama.

Pada dasarnya, kebanyakan orang bermaksud baik. Tatkala mertua melakukan tindakan yang buruk di mata menantu, mungkin mereka meyakini bahwa tindakan itu baik. Maka jangan mudah terpancing untuk ikut melakukan keburukan.

Maka sangat penting untuk berkomunikasi dengan cara yang baik, ketimbang membuat asumsi tentang motivasi tindakan mertua Anda. Pemahaman dan komunikasi adalah hal sangat berharga dan dapat mengurangi peluang keretakan hubungan serta kesalahpahaman secara signifikan.

  • Miliki harapan yang realistis

"Keep your expectations of your in-laws reasonable. Always remember that they are not your parents and that they will behave differently" --Barbara Greenberg, 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun