"Yes, there are many among us who have good and even excellent relationships with our in-laws" --Barbara Greenberg, 2017.
Jika Anda berada dalam lingkaran sekelompok lelaki atau perempuan dalam obrolan ringan, tidak terasa akan sampai kepada tema tentang mertua. Bahkan percakapan akan dipenuhi dengan berbagi anekdot terkait kelemahan dan kesalahan mertua tersebut.
Biasanya, mertua akan dikritik tentang perlakuan jahat mereka terhadap keluarga, termasuk cucu dan pasangan. Misalnya, tentang hadiah yang tidak seberapa nilainya untuk cucu. Juga tentang perlakuan istimewa yang diberikan kepada anak kandung mereka, berbeda dengan perlakuan terhadap menantu.
"Get any group of men or women in a relationship together prior to a holiday situation or other gathering, and the conversation will invariably turn to a discussion of the in-laws" --Barbara Greenberg, 2017
Beberapa kejadian terkait konflik menantu -- mertua lebih mengenaskan lagi. Menantu menempatkan anak-anak di tengah-tengah pusaran konflik dan melibatkan anak-anak dalam melawan mertua. Kondisi ini tentu sangatlah buruk untuk menjalin hubungan baik dalam masa panjang.
Tentu saja, masih sangat banyak menantu yang memiliki hubungan baik --bahkan sangat baik dengan mertua. Barbara Greenberg, seorang psikolog klinis menyatakan, "Saya selalu meyakini bahwa hubungan baik adalah tujuan hidup kita dan akan memberi kita banyak rezeki dan dukungan".
"I always say that relationships are what we live for and provide us with all kinds of sustenance and support" --Barbara Greenberg, 2017.
Bagaimana Cara Membangun Harmoni antara Mertua dan Menantu?
Tidak ada hal sulit selama kita bersedia melakukannya. Sulit itu jika kita tidak bersedia melakukan. Ada beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan baik oleh mertua maupun menantu, agar terwujud harmoni dalam interaksi sehari-hari.
- Saling proaktif, tidak menunggu
"Understanding and communicating are priceless and can make the possibility of family fractures and misunderstandings significantly less likely" --Barbara Greenberg, 2017.