Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

100++ Sifat Positif Mertua

10 Agustus 2021   10:39 Diperbarui: 10 Agustus 2021   10:38 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya mencoba menggunakan mesin pencari, dengan memasukkan kata kunci "tipe mertua", keluar sangat banyak tawaran. Saya coba klik dan masuk ke beberapa link. Isinya ada yang 3 tipe, 4 tipe, 5 tipe, 6 tipe, 7 tipe, 8 tipe, 9 tipe dan 10 tipe.

Saya berpikir, kok seperti mau beli rumah di kompleks perumahan ya... Ada beberapa tipe yang sudah fiks dan tertentu. Begitu saya mencoba untuk menerapkan, akan kebingungan dalam pilihan. Kenapa bingung? Karena pilihannya sedikit.

Misalnya hanya dikasih 3 tipe mertua, atau sampai 10 tipe mertua. Apakah saya harus memilih  salah satu dari jenis atau tipe-tipe yang telah disediakan tersebut? Tidak bisakah saya memilih menu atau tipe yang lain, yang lebih realistik dengan kenyataan yang saya hadapi?

Saya jadi teringat restoran S yang sangat banyak di bandara dan mall. Saya jengkel dengan restoran tersebut, karena tidak memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memilih yang berbeda dari yang tertera di menu. Walaupun daftar menu ada ratusan jenis makanan, namun toh tidak mungkin bisa memenuhi hasrat selera kuliner semua pelanggan.

"Saya pesan nasi goreng teri sama petai mbak", ujar saya.

"Tidak ada Pak", jawab petugas.

"Pasti ada", ujar saya. "Nih, ada menu nasi goreng teri dan nasi goreng petai. Jadi saya minta dicampur, bayarnya tambah", ujar saya.

"Tidak bisa Pak. Sistem kami tidak memungkinkan", jawab petugas.

Hari itu dan hari-hari setelahnya, restoran tersebut kehilangan satu orang pelanggan. Tentu tidak masalah bagi restoran sebesar merk S, jika hanya ada seorang pelanggan tak bermutu seperti saya yang meninggalkannya. Namun saya yakin, pasti ada juga orang lain yang bersikap seperti saya.

Dengan mudah kita pindah warung, jalan sedikit ke luar bandara. Berderet warteg. Tinggal tunjuk, semua dilayani. Tak ada sistem yang rumit. Semua dihitung dengan kepercayaan. Mengapa harus memaksa pelanggan dengan pilihan yang dibakukan? Mengapa tidak memberi peluang kepada pelanggan untuk memberikan kualifikasi pilihan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun