"Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami," jawab istri Ismail saat ditanya keberadaan suaminya.
"Bagaimana keadaan kehidupan kalian sehari-hari?" tanya Ibrahim.
"Kami mengalami banyak keburukan. Hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat," jawab istri Ismail.
"Baiklah. Nanti apabila suami kamu datang, sampaikan salam dariku. Katakan kepadanya, agar mengubah palang pintu rumahnya," ujar Ibrahim.
Ketika Ismail datang, ia merasakan ada sesuatu. "Apakah ada orang yang datang kepadamu?" tanya Ismail kepada sang istri.
"Ya. Tadi ada lelaki tua datang kepadaku. Ia menanyakan kamu lalu aku terangkan. Ia juga bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita. Aku jelaskan bahwa hidupku dalam kepayahan dan penderitaan," jawab sang istri.
"Apakah orang itu memberi pesan kepadamu?" tanya Ismail.
"Ya. Dia berpesan agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu, dan ia berpesan agar kamu mengubah palang pintu rumahmu," jawab sang istri.
Ismail segera tahu, lelaki itu adalah ayahnya, Ibrahim. Ia juga tahu maksud dari pesan sang ayah tentang palang pintu rumah.
"Dia adalah ayahku. Sungguh dia telah memerintahkan aku untuk menceraikan kamu, melalui pesan itu. Maka kembalilah kamu kepada keluargamu," ujar Ismail.
Ismail menceraikan istrinya, sesuai pesan sang ayah. Tidak berapa lama, Ismail menikah dengan wanita yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.