Upaya "Memperbaiki" MenantuÂ
Saat anak Anda berproses menuju pernikahan, Anda berhak untuk mendiskusikan kriteria calon pasangan. Namun setelah terjadi pernikahan, tidak layak untuk terus menerus mempersoalkan kondisi menantu. Sebab, setelah berstatus sebagai menantu, ia adalah bagian utuh dari keluarga Anda.
Jika ada kondisi menantu yang tidak sesuai harapan, lihatlah apa yang bisa Anda lakukan untuk perbaikan. Mertua bisa turut mengupayakan perbaikan pada diri menantu. Misalnya, membantu menantu untuk studi lanjut, atau menemukan pekerjaan yang tepat untuk menantu, dan lain sebagainya.
Bantulah menantu --dengan cara yang tepat, untuk berproses menjadi lebih baik. Misalnya dengan mengajak menantu untuk rajin beribadah, mengajak menantu mengikuti kegiatan pembinaan spiritual secara rutin, dan kegiatan positif lainnya. Ini menjadi basic bagi kepribadian yang lebih baik.
Devito (2009) memberikan perspektif dalam melakukan komunikasi interpersonal. Menurutnya, dalam interaksi interpersonal harus ada kesediaan untuk menerima pihak lain apa adanya. Tidak mencari-cari kekurangan dan kelemahannya.
Mertua sepenuhnya menyadari, bahwa setiap manusia memiliki sisi kekurangan dan kelemahan, termasuk dalam dirinya sendiri. Maka mertua tidak menuntut kesempurnaan dari menantu. Yang dilakukan adalah membantu menantu berproses menuju kondisi yang lebih baik, dengan cara yang baik.
Bahan Bacaan
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012
Joseph A. DeVito, Human Communication: The Basic Course, Pearson Education, Inc., New York, 2009
The Law Corner, Monster-In-Laws, https://www.thelawcorner.com, diakses 15 Juli 2021
Sarah Ellis, Yes, You Can Save A Relationship With Trust Issues --- Here's How, 1 Agustus 2019, https://www.elitedaily.com/