Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Please, Jangan Lakukan Ini Saat Konflik dengan Pasangan

15 Desember 2019   17:26 Diperbarui: 15 Desember 2019   17:29 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi www.depositphotos

Saat kritikan dan celaan sudah dominan, maka kehidupan pernikahan lebih banyak berisi konflik. Saat kehilangan kemampuan regulasi emosi, maka pernikahan lebih rentan mengalami konflik.

Saat tak ada lagi komunikasi yang melegakan, maka pernikahan lebih rentan mengalami konflik. Saat tak ada lagi penghormatan dan penghargaan, maka pernikahan lebih rentan mengalami konflik.

Apabila tengah menghadapi konflik dengan pasangan, ingat, jangan pernah lakukan hal-hal berikut ini.

1. Jangan melakukan kekerasan fisik terhadap pasangan

Walau tengah ada masalah dengan pasangan, berjanjilah untuk tidak memukul, menampar, menendang, meninju, mencakar, serta tindakan kekerasan fisik lainnya. Jangan melukai dan menyakiti fisik pasangan dengan cara atau sarana apapun.

2. Jangan melakukan kekerasan secara psikis terhadap pasangan

Walau tengah emosi karena sedang konflik, berjanjilah untuk tidak memaki, membentak, mengeluarkan sumpah serapah, kata-kata jorok dan kotor, serta tindakan lain yang menyakiti hati dan jiwa pasangan. Jagalah hati dan perasaan pasangan.

3. Jangan melakukan konflik terbuka di depan anak

Jangan pernah melakukan konflik terbuka di depan anak-anak. Hal itu akan menyebabkan munculnya kekecewaan, ketakutan dan trauma dalam kehidupan anak di masa depan mereka.

4. Jangan mengumbar konflik di muka umum

Konflik suami dan istri tidak patut di buka di depan umum. Tindakan seperti ini tidak bijaksana dan tidak dewasa, dan justru semakin memperparah masalah yang tengah terjadi di antara mereka.

5. Jangan cepat-cepat curhat kepada orang lain

Saat tengah konflik dengan pasangan, jangan cepat-cepat curhat kepada pihak lain, apalagi "curhat jalanan" kepada pihak yang tidak berkompeten. Tindakan ini justru semakin memperluas medan konlik, bukan menyelesaikan.

6. Jangan menumpahkan emosi konflik melalui medsos 

Saat tengah menghadapi konflik dengan pasangan, hindari menuliskan suasana emosional melalui facebook, twitter, instagram, path dan lain sebagainya. Tindakan tersebut justru menimbulkan perluasan medan konflik.

7. Jangan menjauh dari pasangan

Saat merasakan gejala konflik, jangan menjauh dari pasangan. Justru anda harus semakin mendekat kepada pasangan. Christine Webb, Ph.D dari Emory University menganjurkan, agar jalan-jalan berdua dengan pasangan. Ini akan meredakan konflik.

8. Jangan membiarkan konflik tanpa 'ending' yang melegakan

Yang harus anda lakukan adalah segera duduk berdua untuk mencari penyelesaian masalah yang melegakan. Apapun bentuk 'ending' tersebut, yang penting melegakan kedua belah pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun