Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjauh dari Istri, Menghilangkan Rejeki

18 September 2016   06:42 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 5851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dicermati, ia mengalami kebangkitan kembali dari keterpurukan usaha, di saat ia kembali kepada istri dan anak-anak di rumah. Karena uangnya habis, ia tidak bisa lagi berfoya-foya, dan akhirnya pulang ke rumah mendekat kepada istri dan anak-anaknya. Tentu saja tidak mudah untuk kembali mesra dan harmonis seperti sedia kala, setelah ia bersenang-senang dengan wanita lain. Namun berkat kesabaran sang istri, perlahan hubungan mereka baik kembali.

Kehangatan Keluarga, Membawa Sukses Usaha

Ia kembali merasakan kehangatan dan dukungan dari istri dan anak-anaknya. Di saat hubungan yang harmonis seperti inilah, ia menemukan berbagai kemudahan untuk mengatasi masalah dalam usahanya. Bisnisnya berjalan lancar, dan kembali mendapatkan keuntungan besar. Semua berkat dorongan dan dukungan dari keluarga yang mencintai dan menerimanya apa adanya.

“Maka setialah kepada keluarga. Mereka yang memberikan dorongan kekuatan kepada kita untuk sukses. Kita tidak mungkin bisa sukses sendiri. Apalagi ketika kita menjauh dari istri, walaupun istri tidak mengetahui detail kelakuan suami, namun perasaannya yang tajam bisa menjadi doa,” ujar lelaki tersebut.

Inilah yang makna dari berkah. Jika keuntungan usaha itu berkah, akan membawa dampak berlipatnya kebaikan yang didapatkan. Sebaliknya, jika kekayaan yang dimiliki hanya digunakan untuk kemaksiatan, maka akan menghilangkan nikmat yang hakiki. Yang didapatkan hanya kesenangan sementara, namun akan mengalami masa penderitaan yang panjang tak terkira.

Berkah, dalam bahasa Arab disebut al-barokah, adalah bertambahnya kebaikan. Meskipun kita memiliki uang yang sama, jumlah kebaikan yang bisa diproduksi dari nilai uang tersebut berbeda-beda. Pembedaan ini salah satunya berada dalam keberkahan. Saat seorang suami memiliki kehangatan hubungan dengan istri dan anak-anak, pada saat itu terjadilah suasana sakinah dalam dirinya. Suasana sakinah ini memberikan motivasi kebaikan dalam dirinya untuk berproduksi secara positif.


Ketika ia melakukan kemaksiatan, keberkahan langsung hilang. Tidak akan ada berkah dalam perbuatan maksiat. Maka akhirnya rejekinya sulit dan tidak lancar, bahkan mengalami keterpurukan.

#

Edisi belajar dari pengalaman pribadi seorang suami.                                                      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun