Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Meremajakan Cinta dengan Pasangan

6 Maret 2016   07:07 Diperbarui: 6 Maret 2016   10:02 3027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: vk.com"][/caption]Baca baik-baik judulnya ya. Jangan salah baca. "Meremajakan Cinta dengan Pasangan", bukan Bercinta dengan Pasangan Remaja.... :) Judul ini yang menjadi tema Seminar Wonderful Family hari ini (Minggu 6 Maret 2016) di Gedung Graha Pos Indonesia, Bandung.

Gejala Kekeringan Cinta

Suatu pagi, setelah lebih dari sepuluh tahun membina rumah tangga, saat terbangun dari tidur, Evi tersadar bahwa ia telah kehilangan rasa cinta kepada suaminya, Andri. Evi merasa sedemikian kehilangan kehangatan cinta yang selama ini telah dibina bersama Andri. Hari-hari indah tinggal kenangan, saat mereka dulu asyik bercanda mesra, makan bersama, bercanda, bercengkerama, mengobrol bersama, tamasya ke luar kota, dan merasakan kehangatan dalam interaksi sepanjang waktu.

Terbayang pagi-pagi yang bersemangat untuk menyiapkan sarapan suami, Terbayang kerinduan yang berat saat ditinggal pergi suami. Terbayang malam-malam yang indah dan romantis dihabiskan bersama suami. Kadang mengobrol berdua hingga larut malam saking asyiknya, sampai lupa waktu, tidak terasa sudah menjelang pagi. Namun itu semua kini tinggal kenangan. Kini Evi merasa dilanda kekeringan dan kegersangan cinta.

Hubungan mereka menjadi sangat kaku dan tidak romantis. Andri berubah menjadi pemarah dan cepat naik darah. Evi menjadi cepat uring-uringan dan emosional menghadapi hal-hal kecil yang semestinya bisa disikapi dengan wajar dan biasa. Tidak ada lagi canda dan tawa ria dalam rumah tangga mereka. Hal yang tersisa hanyalah suasana yang formalistis dan mekanistis. Hari-hari terasa demikian panjang dan menjemukan tanpa keceriaan. Waktu telah mengubah banyak hal. Cinta yang dulu demikian menggebu, makin lama makin kering dan akhirnya mati sama sekali.

Kondisi ini tentu saja bukan merupakan sesuatu yang datangnya secara tiba-tiba, melainkan pasti ada proses yang menyertainya. Cinta tidak datang secara tiba-tiba, tidak pula hilang secara tiba-tiba. Ada sebab-sebab yang mendatangkan cinta, ada sebab-sebab pula yang menghilangkan cinta. Tatkala faktor yang menjadi sebab hilangnya cinta mulai muncul dan tidak diusahakan untuk diatasi, akan sanggup mengikis habis, secara perlahan tetapi pasti, cinta yang telah tumbuh selama ini layu kembali. Setiap hari ikatan cinta berurai, satu per satu, hingga akhirnya didapatkan kenyataan cinta mereka telah sirna.

Pada saat Anda merasakan kehilangan cinta sebagaimana dirasakan oleh Evi dan Andri, segeralah lakukan evaluasi ulang secara menyeluruh dalam kehidupan rumah tangga Anda. Adakah Anda terbiasa mengembangkan hal-hal yang melemahkan perasaan cinta dalam rumah tangga? Apakah Anda yakin telah menjaga cinta yang telah Anda bina semenjak memulai kehidupan rumah tangga? Tidak ada kata terlambat. Anda bisa mendapatkan cinta kedua, ketiga, atau keempat kepada pasangan Anda.

Segarkan Cinta Anda Bersama Pasangan

Evi dan Andri ---bukan nama sebenarnya--- hanya contoh saja dari sekian banyak kejadian. Pasangan suami istri yang kehilangan kemesraan. Pasangan suami istri yang dilanda kehambaran. Maka jangan menunggu sampai cinta anda kering dan layu. Jaga dan segarkan cinta anda bersama pasangan dengan berbagai aktivitas positif. Remajakan cinta anda bersama pasangan dengan sepuluh aktivitas berikut ini.

1.    Segarkan Motivasi dan Visi Berumah Tangga

Niat suci harus selalu diperbarui. Visi keluarga harus selalu diperbarui. Motivasi dan visi yang sudah anda miliki sejak awal berumah tangga bisa mengalami disorientasi. Untuk apa anda menikah, mengapa anda menikah, atas dasar motivasi apa anda menikah? Motivasi adalah hal mendasar dalam kehidupan, untuk memberikan warna dan nilai sakral suatu kegiatan. Menikah adalah ibadah, bagian dari pelaksanaan syari’at agama, upaya untuk membangun peradaban yang bermartabat. Motivasi suci seperti ini harus selalu disegarkan dalam menjalani kehidupan pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun