Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah di Wilwatikta Eps 2: Sesajen untuk Dewata

30 Januari 2011   16:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:03 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mulai tidak menyukai pekerjaan ini," desah Brontoseno. "Biar bagaimanapun, Dhanapati beberapa kali menyelamatkan nyawaku..."

"Kita semua pernah  diselamatkannya. Tak hanya sekali, namun berkali-kali. Namun ingat, kita juga melakukan hal yang sama untuknya. Dan seperti yang dikatakan Bhagawan, Dhanapati telah memilih jalannya sendiri..." sahut Kebo Wungu.

"Lihat ini, rasa-rasanya aku menemukan jejak darah..."

Kebo Wungu membungkuk, dan mengangguk. Ada bercak darah di rerumputan. Sudah mengering namun jelas masih baru. "Kalau begitu kita berada di jalur yang benar."

Keduanya kembali mengamati jejak. Bertahun-tahun mengejar penjahat membuat mereka menjadi sangat ahli dalam mengendus jejak.  Mata mereka sudah sangat terlatih untuk mengetahui makna dari rumput yang terkulai atau semak yang patah.

"Dia berjalan sambil menyeret pedangnya," kata Kebo Wungu sambil memeriksa alur memanjang di permukaan tanah. "Dan dia..." kalimat Kebo Wungu terhenti. Pandangannya terarah ke rerumputan.

"Ada seseorang yang tadi terbaring di sini. Lihat, ada bercak darahnya juga..."

"Pasti Dhanapati. Tapi kemana dia sekarang?"

Keduanya dengan teliti memeriksa jejak di rerumputan.

"Ada jejak di sini, dari arah sana," kata Brontoseno. "Rupanya ada orang yang datang. Mungkin dia yang menolong Dhanapati."

Kebo Wungu mengangguk. "Sekarang aku mengerti kenapa Bhagawan menginginkan kita memastikan kematian Dhanapati. Bhagawan pasti telah mendapat firasat kalau Dhanapati tertolong..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun