Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Airlangga Hartarto, Demokrasi dan Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat

7 Agustus 2023   16:31 Diperbarui: 7 Agustus 2023   16:45 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Terdapat fenomena global terkait sikap negara-negara dan masyarakat dalam menerapkan demokrasi. Alih-alih mengalami peningkatan, yang terjadi justru sebaliknya. Karena dalam kurun lima hingga 10 tahun belakangan, terjadi penurunan bahkan stagnasi dalam hal demokrasi secara global. Data itu terlihat dari rilisan Indeks Demokrasi Global 2022 yang dikeluarkan  Economist Intelligence Unit (EIU) untuk tahun   2023 ini. Pola dan fenomenanya menggejala secara global yang itu terlihat dalam skor masing-masing wilayah. Sebagai gambaran, skor Asia dan Australia tahun 2022 masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu 5,46. Indonesia  berada di angka  6,72 atau tidak berubah dari tahun sebelumnya yang naik signifikan dari skor 6,30 di tahun 2020.

Trend yang kurang menggembirakan dalam Democracy Report 2022 dari V-Dem Institute tersebut dan inilai bisa mengarahkan negara-negara Asia Tenggara mengarah ke rezim otokratis ditangggapi berbeda oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. " Tapi Indonesia tidak akan sampai kepada status demikian karena kita satu dari sedikit negara yang menganut sistem multi partai di dunia," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Democracy Dialogue  yang berlangsung di Jakarta Senin (7/8/2023).

Keyakinan tersebut dikatakan bahwa terdapat bukti dalam hubungan kuat secara interaktif dalam sejarah antara demokrasi dan pertumbuhan ekonomi. Sebuah studi yang dilakukan oleh MIT menunjukkan bahwa negara-negara yang beralih ke pemerintahan demokratis mengalami 20% peningkatan PDB selama periode 25 tahun, dibandingkan dengan apa yang akan terjadi jika mereka tetap menjadi negara otoriter.Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi membutuhkan waktu dan kemajuan yang stabil untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat.

Dalam konteks ini, Indonesia memiliki peran penting dalam membuktikan bahwa demokrasi yang kokoh dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Menko Airlangga Hartarto menyoroti pentingnya stabilitas politik dalam mencapai tujuan tersebut. Stabilitas politik adalah kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah atau bahkan berpenghasilan tinggi dengan pendapatan per kapita di atas USD 10.000. Dengan kepemimpinan Indonesia dalam G20 dan ASEAN, stabilitas politik dan dukungan terhadap demokrasi akan menjadi pijakan kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Maka tahun 2023 ini menjadi moment penting bagi Indonesia di tengah statusnya yang tengah memegang keketuaan ASEAN dan bertekad jadi teladan bagi negara-negara di kawasan ASEAN dan dunia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Melalui kepemimpinan ini, Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas nasional dan mencapai kemakmuran melalui kerja sama dan dialog dengan negara-negara anggota ASEAN.

Di tambah lagi dalam isu kerjasama dalam kerangka  OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), maka target demikian menjadi relevan. Karena dengan status sebagai salah satu partner, Indonesia punya keharusan untuk mempromosikan standar regulasi dan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Hal ini merupakan bagian dari upaya Indonesia dalam mewujudkan potensi bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2035. Dengan mendorong pemanfaatan keunggulan demografis, Indonesia berambisi menjadi negara ekonomi terbesar di dunia.
 
Bonus demografi merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Menko Airlangga Hartarto menyoroti pentingnya memanfaatkan potensi bonus demografi yang akan mencapai puncaknya dalam 13 tahun mendatang, yakni pada tahun 2035. Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia harus mengutamakan investasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pelatihan tenaga kerja. Investasi ini akan menghasilkan dividen jangka panjang bagi perkembangan ekonomi Indonesia.

Indonesia sebagai negara multi-partai dengan komitmen kuat terhadap demokrasi menjadi contoh yang menginspirasi di kawasan ASEAN. Menko Airlangga Hartarto menekankan bahwa stabilitas politik dan dukungan terhadap demokrasi akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk mencapai perekonomian yang berkualitas. Melalui kepemimpinan ASEAN dan kerjasama dengan OECD, Indonesia berusaha memperkuat posisinya dalam mengoptimalkan potensi bonus demografi di masa depan. Semangat dan komitmen untuk menjadi negara ekonomi terbesar di dunia menjadi kunci bagi Indonesia dalam mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Dengan demikian, Indonesia terus bergerak maju sebagai teladan dalam memadukan demokrasi yang kokoh dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas nasional dan kesejahteraan masyarakatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun