Corona
Lukisan pada dinding gua
Bukan tua, bukan juga muda
Tak kenal wajah pada raga
Hanya bayang yang tak berupa
Bagai angin, terlepas dan lupa
Corona
Bukan sejarah yang berdaya
Juga bukan kisah yang terus dibaca
Hanya sebatas bait kata
Sangat jauh dari dambaan doa
Sehari lepas tak berguna
Corona
Untuk apa yang sementara?
Mencari makna di balik mahkota
Menggores luka di pusat kota
Menyulam tahta di balik duka
Tak bermartabat nama paduka
Corona
Mengapa mengejar yang sekarang?
Bermuka ria, berwajah dua
Pandai berdalih sebatas canda
Penuh janji tak pernah berbakti
Pada nurani dan pinta jelata
Corona
Hentikanlah sudah semua dusta itu
Jika kursi itu hanya untuk dirimu
Tanggalkan sudah pin jumbai jubahmu
Patahkan saja tongkat itu
Karena kita tak pernah butuh nama-nama itu Â
Corona
Berpalinglah kepada gua tua itu
Jelaskanlah semua bayanganmu
Nanti  tak berguna lagi semua rindu
Kini pertiwi hanya butuh tulusmu
Karena rupamu bukan kuasa, corona
Untuk Corona, Pojok Karang, 2020
De Pablito al Tesoro