Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pandemi, Masa Depan Kelas dan Kelas Masa Depan

17 September 2021   10:39 Diperbarui: 17 September 2021   16:17 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pun demikian dengan sebagian anak-anak bangsa yang tinggal di kota, namun berada di daerah yang "kurang bersahabat untuk belajar secara online.

Maka darinya, kita tak heran bila menemukan pemberitaan di berbagai media tentang adanya siswa yang memanjat pohon demi bisa mencari sinyal internet, mendaki bukit, menumpang di warung kopi, hingga mencari pinjaman gadget.

Apakah seperti itu masa depan pendidikan yang kita harapkan?

Ketika harapan digitalisasi pendidikan dibenturkan dengan kenyataan, rasanya di saat ini pula kita semakin mengerti tentang betapa senjangnya kualitas pendidikan.

Selama mengajar di era pandemi selama hampir dua tahun ini, aku merasa para pelaku dan pegiat pendidikan hari ini berjalan dua arah.

Mereka yang didukung dengan TIK yang memadai berkumpulnya bersama orang-orang yang fokus menyuarakan IT pendidikan serta terus melakukan inovasi agar pembelajaran berbasis teknologi bisa terus digaungkan.

Sedangkan di sisi yang sama, mereka yang di daerahnya belum mendapat dukungan akses pembelajaran online terus menyuarakan pentingnya pembelajaran tatap muka.

Jika situasinya terus berjalan seperti ini, sesungguhnya telah menjadi kabar buruk bagi wajah pendidikan Indonesia di masa pandemi maupun di masa depan.

Inginnya kita, sistem pendidikan dan pembelajaran di Bumi Pertiwi berlayar menuju tujuan yang sama juga dengan arah yang sama.

Toh, kita hanya memiliki satu nakhoda, kan? Tambah lagi situasi di hari ini masih pandemi. Kabar buruknya, World Bank memberikan catatan merah terhadap kemampuan membaca pelajar usia 15 tahun ke bawah.

Menurut Bank Dunia, imbas sistem PJJ, hanya 30% siswa yang diprediksi mampu mendulang skor minimum kemampuan membaca dalam PISA. Padahal kita sama-sama tahu bahwa skor PISA pelajar Indonesia terus menurun sejak tahun 2009.

Dan hal lain yang terus menghantui masa depan pendidikan di Tanah Airku Tercinta sesuai analisis World Bank adalah; Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah diperkirakan kehilangan lebih banyak waktu belajar daripada anak-anak dari keluarga yang lebih kaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun