Kata orang jikalau artikel kita di sebuah blog tidak bisa di-copas, nanti para pembaca akan kabur. Aku tidak begitu percaya dengan hal tersebut karena sejatinya konten adalah raja. Jika tulisan kita sangat dibutuhkan orang, mereka tidak akan berpindah ke situs lain.
Apakah Kompasiana mau menerapkan setelan feed yang seperti ini setelah begitu banyak konten para Kompasianer dicuri oleh SiapGrak, Ciprit, dan pasukan AGC lainnya yang belum kita ketahui?
Sudah pasti ahli SEO di gudang K lebih paham ilmu HTML serta script "penolak bala" datangnya plagiator.
Dan beruntungnya, semakin ke sini algoritma Google mulai semakin adil. Mengapa kukatakan demikian?
Seiring dengan Google Broad Core Algorithm Update yang terjadi di bulan Juni dan Juli 2021 kemarin, blog-blog yang isinya copas dan banyak spam semakin mudah tenggelam.
Termasuklah blog AGC punyanya para tukang plagiat.
O ya, 1 lagi. Search Engine Journal baru-baru ini merilis artikel bahwa teknologi terbaru AI Google sudah mulai bisa membaca mana tulisan yang ditulis secara alami dan mana tulisan yang ditulis oleh mesin alias artikel spinner.
Atas pembaruan ini, rasa-rasanya akan menjadi kabar baik bagi blog maupun situs besar yang banyak menghasilkan tulisan bagus dan bermutu.
Syahdan, jikalau tulisan-tulisan copas dan AGC susah naik ke halaman utama Google, dari mana pasukan plagiator mendapatkan rupiah?
Solusi mereka paling-paling nyepam di blog Facebook hingga Telegram dengan memainkan judul clickbait sekaligus memanfaatkan rendahnya literasi penduduk Bumi Pertiwi.
Hadeh! Aku kadang menepuk jidatnya pasukan plagiator semacam ini. Masa sampai segitunya mencari rupiah. Sudah tukang copas, dijuluki pencuri kekayaan intelektual, tidak berkah pula.
Duhai tukang plagiat, kapan kalian mau bertobat?