Kujawab saja semua. Tanpa meminta maaf, tukang copas ini menghapus semua artikelnya. Tanpa meminta maaf, lho. Kalau saja blog itu ada partner iklan semacam Google Adsense, bisa saja aku boom click agar akun pendapatannya di-banned.
Tapi ya apa gunanya aku melakukan hal itu.Â
Di dunia perbloggeran, script ini dijual bebas dengan harga yang cukup mahal. Sebelas dua belaslah dengan biaya pendaftaran kursus SEO.
Perlu diketahui AGC alias Auto Generated Content adalah teknik instan untuk membuat konten secara otomatis.
Jika punya script-nya, seseorang bisa dengan santainya mengambil konten dari berbagai media yang menjadi targetnya. Tidak perlu menulis.
Tukang plagiat ini cukup memasukkan alamat feed sebuah situs ke mesin AGC lalu konten akan dengan sendirinya mengalir ke blog-nya.
Apakah tukang plagiat yang menggunakan script AGC bisa menyalin tempel 10 hingga 15 artikel sehari?
Tidak, teman. Tidak sedikit itu. Seribu bahkan belasan ribu artikel alias konten bisa mereka comot. Jangankan konten, gambar yang ada di sebuah artikel pun bisa ikut tercolong pula.
Sedihnya, teknik AGC konten sudah lama digunakan oleh blogger untuk mendatangkan pengunjung ke blog si tukang plagiat. Teknik ini termasuk ke dalam kategori Black Hat SEO. Sebelas dua belas dengan "ilmu hitam".
Lalu, bagaimana bisa blogku maupun Kompasiana semua artikelnya bisa dicuri oleh pasukan plagiator?
Para pencuri yang punya script AGC mencuri artikel blog kecil maupun blog besar melalui feed.