Akhir-akhir ini, para penjahat yang bernama "plagiator" terus merajalela. Aku mengetahuinya setelah ada komplain riuh dari para Kompasianer (penulis artikel) di Kompasiana.com.
Aku juga cukup sering menulis di Kompasiana, karena blog keroyokan tersebut adalah payung pertama yang meneduhkan inspirasiku hingga bisa tertuang menjadi tulisan.
Dulu, tulisanku di media jurnalis warga ini juga pernah diplagiat. Blog yang copas itu adalah blog berita. Dia licik, sengaja tak dipasangnya laman kontak, about me, hingga disclaimer.
Padahal ingin sekali rasanya aku kontak blog "maling" tersebut seraya menuntut keadilan. Mauku, pengurus blog itu minta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Kalian pasti tahu sendiri, kan?
Bukanlah hal yang mudah untuk menulis artikel. Tambah lagi jikalau artikel yang kumaksud adalah tulisan ilmiah populer. Tak jarang kita membumbui tulisan itu dengan riset, survei, hingga kutipan jurnal.
Dengan demikian, dibutuhkan keringat, kelembutan pikir agar bisa menjemput inspirasi, dan yang terpenting adalah pengorbanan waktu.
Mungkin dirimu bisa menulis 1.000 kata dalam waktu 1 jam, tapi akan berbeda kiranya jika isi artikel tersebut cukup detail dan banyak "dagingnya".
Maksudku begini;
Artikelmu lengkap, didukung dengan data, fakta, pengalaman pribadi, teori, hingga berbagai fenomena yang ditutup dengan kesimpulan yang membuat mata orang melek.