Apakah itu voice note? Bukan.
Apakah itu grup Whatsapp? Bukan juga.
Nah, ada fitur lain dari Whatsapp yang sejatinya sangat mantap untuk digunakan sebagai pembelajaran. Namanya ialah Story Whatsapp. Sering dipakai, bukan?
Tapi selama ini Story Whatsapp lebih sering dimanfaatkan untuk tebar-menebar omelan, mengunggah foto narsis, promosi jualan, hingga video-video lucu. Mungkin ada beberapa orang yang menjadikan Story Whatsapp sebagai media pembelajaran. Tapi...
Hanya di hari-hari tertentu saja. Semisal, hari pendidikan, hari guru, hari ibu, hari pahlawan, hingga HUT RI. Nah, Berhubung para pengguna WA masih banyak, mengapa tidak kita fokuskan saja aplikasi ini sebagai media pembelajaran jarak jauh?
Secara, kalau kita menilik hasil survei Kemendikbud pada 12-16 September 2020 lalu, telah direngkuh hasil bahwa penggunaan Aplikasi WA masih menjadi primadona ketika siswa belajar dari rumah.
Survei yang melibatkan 36.216 responden guru kelas tersebut menerangkan bahwa penggunaan WA dalam pembelajaran mencapai 34.3%, kemudian diikuti dengan laman rumah belajar Kemendikbud sebesar 15.3%, Google Class dan Zoom masing-masing 10.1% dan 6%, sedangkan sisanya adalah variasi aplikasi pembelajaran.
Ketika kita bersandar dari sana, artinya aplikasi Whatsapp mempunyai peran sekaligus peluang yang besar untuk memantapkan kegiatan PJJ, kan? Tapi selama ini, kebanyakan PJJ yang terjadi via WA hanya berkisar tentang kirim tugas, tanya tugas, hingga kirim link YouTube. Hemm.
Jelas, siswa bakal mudah bosan bila rute perjalanan keilmuannya hanya begitu-begitu saja. sebagus apapun media pembelajaran, kalau metode dan teknik mengajarnya membosankan, maka derajat keefektifan media pembelajaran tadi semakin berkurang.
Maka dari itulah hadirnya Story Whatsapp dapat menjadi solusi. Durasinya singkat, per story hanya memakan waktu 30 detik.