Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Gandenglah Siswa yang Terabaikan, Lalu Dekati Mereka dari Nilai Tambahnya

29 November 2020   06:37 Diperbarui: 30 November 2020   22:44 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Nadiem saat live IG feat Maudy Ayunda (27/11/2020), berkisah tentang Arah Pendidikan di Indonesia. Dok. Ozy V. Alandika

By the way, berapa rata-rata jumlah siswa di kelasmu?

Adakah sampai 25 orang?

Atau hampir melebihi 30 orang?

Rasanya cukup bervariasi, ya. Terkadang, saking antusias dan ramainya penduduk di suatu daerah, juga berdampak pada padatnya jumlah siswa di kelas.

Bukan semata-mata karena tidak mengikuti aturan zonasi sekolah, tapi memang, sekolah di daerah tersebut yang tidak memiliki ruang kelas yang cukup, atau malah adalah sekolah satu-satunya di desa.

Pengalamanku sewaktu SD dulu, setelah naik kelas II, aku bersama selalu masuk pukul 10.00 WIB. Kami harus menunggu siswa kelas I pulang terlebih dahulu, barulah kemudian kami bisa menggunakan kelas. Barangkali, kamu dulunya juga demikian, ya?

Hingganya, kita seringkali tak bisa menyalahkan sekolah yang menampung hingga lebih dari 28 siswa dalam satu kelas. Padahal, di negara maju, rata-rata jumlah siswa perkelasnya hanya 20-25 orang.

Meski begitu, tanpa mengesampingkan banyak atau sedikitnya jumlah siswa dalam suatu kelas, rasanya belum tentu semua siswa dalam ruang berukuran 6x4 meter tersebut mendapatkan perhatian yang sama, kan?

Kebanyakan siswa yang teringat di benak guru adalah mereka yang dinilai aktif, pintar, rajin bertanya, rajin rusuh, hingga rajin cari perhatian. Sisanya? Mungkin saja ada siswa  yang terabaikan.

Sebagian siswa yang sedikit tadi bisa terabaikan karena sifat mereka yang pendiam, tidak terlalu pintar, juga tidak terlalu aktif. Terkadang, beberapa guru sampai lupa dengan namanya hingga bertanya-tanya kepada rekan lain di ruang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun