Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Guru Nasional 2020, Mengapa Pidato Mas Nadiem Kali Ini Tidak "Seheboh" Tahun Kemarin?

25 November 2020   17:10 Diperbarui: 25 November 2020   23:05 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kutipan teks pidato Mas Mendikbud pada HGN 2020. Sumber Foto: Instagram @nadiemmakarim, diolah oleh Ozy V. Alandika

Saat ini kita telah hadir di tanggal 25 November 2020, tanggal yang bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional sekaligus ulang tahun PGRI yang ke-75.

Sudah pasti ada perjuangan, harapan, hingga kebanggaan yang termaktub di dalamnya. Maka dari itulah berbagai media sosial tidak pernah berhenti dihampiri oleh postingan yang bertajuk Hari Guru Nasional 2020. Semua orang ingin menjemput momentum, dan juga meninggikan juang.

Hanya saja, bukan berarti Hari Guru hanya berlaku di tanggal 25 November saja, kan? Ya, begitulah. Tiada hari tanpa guru, karena sejatinya setiap waktu kita sering berjumpa dengan guru. Tidak terbatas kepada guru sekolah formal semata, melainkan juga guru kehidupan.

Meski begitu, di sisi lain, salah satu momentum yang ditunggu-tunggu dalam peringatan Hari Guru Nasional adalah pidatonya seorang Mendikbud.

Semua orang, terutama guru akan penasaran tentang apa hal yang mau, telah, serta sedang diperjuangkan oleh Sang Nahkoda Pendidikan. Dengan mengetahui harapan seorang Mendikbud, guru bisa menilai di posisi mana mereka saat itu, serta seserius apa Sang Menterinya.


Tidak terkecuali, Mas Mendikbud Nadiem Anwar Makarim pula begitu. Di awal masa menduduki "kursi panas" Kemendikbud, Mas Nadiem sudah digenangi oleh banyak harapan sekaligus nada miring. Keduanya bercampur dalam satu kesatuan hingga akhirnya....

Keluarlah pidato yang bertajuk "Surat Cinta Mas Nadiem kepada Guru" beberapa hari sebelum peringatan HGN 2019. Teks pidato tersebut rilis di laman Kemendikbud pada tanggal 22 November 2019, dan keesokan paginya menjadi viral di media sosial, terutama di Twitter.

Bahkan, Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji tidak sungkan menyebut bahwa pidato Mas Nadiem di HGN 2019 adalah pidato terviral sepanjang sejarah bangsa.

Mengapa kok pidato Mas Nadiem di HGN 2019 bisa viral?

Alasan pertama yang barangkali bisa kita terima bersama adalah, teks pidato Mas Mendikbud untuk peringatan Hari Guru Nasional 2019 cukup singkat. Ya, saya sempat menghitung sendiri menggunakan aplikasi Word Count. Ternyata? Tidak sampai 350 kata. Tepatnya hanya 349 kata.

Pidato Mas Nadiem pada HGN 2019 hanya 349 kata. Dok. Ozy V. Alandika
Pidato Mas Nadiem pada HGN 2019 hanya 349 kata. Dok. Ozy V. Alandika

Berarti kalau kita baca dengan santai, barangkali tidak sampai menghabiskan waktu satu menit, kan? Pidato Mas Nadiem dalam momentum HGN 2019 tidak sampai 2 lembar. Hanya 1,5 lembar.

Bila saya boleh membandingkan pidato Mas Nadiem dengan pidato Pak Muhadjir pada HGN 2018, maka isi pidato Pak Muhadjir hampir tiga kali lebih panjang daripada isi pidato Mas Nadiem, yaitu lebih dari 1.000 kata.

Syahdan, tidak sekadar jumlah, ternyata isi pidato Mas Nadiem di HGN 2019 hampir mirip seperti pesan cinta dari seorang Menteri kepada para guru di seluruh penjuru bumi Indonesia.

Sebagai seorang guru, waktu itu saya sendiri pun sempat menulis pesan cinta balasan dalam bentuk artikel sederhana di Kompasiana dengan judul: Pidato Nadiem untuk Hari Guru, 5 Perubahan Kecil Itu Sangatlah Berarti, Pak!

5 Perubahan Kecil di Kelas dalam Pidato Mas Mendikbud pada HGN 2019. Sumber Foto: Tangkapan layar Youtube Kemdikbud Ri, diolah oleh Ozy V Alandika
5 Perubahan Kecil di Kelas dalam Pidato Mas Mendikbud pada HGN 2019. Sumber Foto: Tangkapan layar Youtube Kemdikbud Ri, diolah oleh Ozy V Alandika

Pidato Sang Mendikbud yang sering meninggikan visi digitalisasi tersebut memang menyentuh hati para guru karena tiap-tiap paragraf yang disajikan seakan tepat sasaran alias "to the point",  tidak muluk-muluk menimba harapan, tidak banyak teori, serta sesuai dengan fakta di lapangan.

Bersandar pada gagasan tersebut, kiranya sangat wajar bila para guru serta netizen merasa tersentuh, terkesan, hingga tergugah semangatnya.

Lha, memangnya pidato Pak Muhadjir untuk HGN 2018 kurang menggugah? Sederhananya, kalau tidak viral, berarti kurang menggugah, kan. Di dalam pidato HGN 2018 tersebut tertuang cukup banyak teori dengan sajian paragraf yang cukup untuk membuat mata menjadi lelah.

Padahal, masyarakat pada umumnya akan sangat terkesan bila seorang nahkoda alias pemimpin berbicara tentang fakta, fenomena, serta gejala yang terjadi di lapangan. Guru pun demikian, karena guru adalah masyarakat juga.

Lalu, mengapa kok pidato Mas Nadiem kali ini tidak "seheboh" dan seviral tahun 2019? Agaknya, bolehlah kita ulik sedikit butir-butir harapan yang tertuang dalam pidato Mas Nadiem untuk HGN 2020.

Mengapa Pidato Mas Nadiem Kali Ini Tidak "Seheboh" Tahun Kemarin?

Agaknya, salah satu alasan terbesar mengapa pidato Mas Nadiem di HGN 2020 tidak seheboh tahun kemarin ialah karena pandemi.

Mungkin, banyak guru hingga masyarakat sekalian yang sudah menggaungkan terkaan bahwasannya Mas Nadiem akan berbicara tentang Hari Guru Nasional 2020 dalam suasana yang berbeda. Dan terbukti, terkaan kita benar, dan memang begitulah seharusnya.

Di awal teks pidato HGN 2020 Mas Mendikbud menyajikan data UNESCO yang mencatat lebih dari 90% alias lebih dari 1,3 miliar populasi siswa global harus belajar dari rumah.

Selain itu, teks pidato HGN ini juga dua kali lipat lebih panjang bila kita bandingkan dengan teks pidato Mas Nadiem di HGN 2019.

Lagi-lagi wajar, karena sebagai seorang Nahkoda di kereta bernama Merdeka Belajar, Mas Nadiem dirasa perlu memaparkan program Kemendikbud selama setahun terakhir.

Kendati demikian, saya secara pribadi tetap menemukan pesan cinta yang terselip di tengah-tengah teks pidato Mas Nadiem pada peringatan Hari Guru Nasional 2020. Berikut kutipannya:

"Ada pilihan untuk menyerah, ada opsi untuk mengeluh. Namun, kita memilih terus bangkit dan berjuang. Itu karena keyakinan bahwa kita tetap bisa mengupayakan keberlanjutan pembelajaran bagi murid-murid yang kita cintai walau dengan segala keterbatasan."

"Saya sangat percaya bahwa selalu ada hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Banyak pemangku kepentingan di bidang pendidikan bahu-membahu, bergotong-royong mengatasi kompleksitas situasi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya."

Dua paragraf kutipan pidato Mas Nadiem di atas menurut saya sama "hebohnya" dengan pidato beliau pada peringatan HGN tahun 2019 jika ditilik dari segi pemberian motivasi.

Namun, karena faktor pandemi dan publik sudah sering mendengar pidato Mas Nadiem, derajat hebohnya jadi berkurang.

Lagi-lagi tak mengapalah. Terkadang pidato seorang pemimpin hanya ramai dengan retorik.

Terakhir, dalam suasana Hari Guru Nasional 2020, kita semua sama-sama berharap, berikhtiar, serta melantunkan doa agar pandemi segera menyingkir dari Bumi Pertiwi tercinta.

Dari pidato HGN, mudah-mudahan Mas Mendikbud bersama para pemangku kepentingan pendidikan semakin semangat untuk meninggikan perjuangan dan mewujudkan hak para guru.

Dari pidato HGN, mudah-mudahan para guru tetap gembira dan bahagia dalam mengajar dalam kondisi serta suasana apapun. Karena sejatinya guru adalah pelukis masa depan dan peradaban.

Salam.
Ditulis oleh Ozy V. Alandika

Sumber:

Pidato Mendikbud untuk HGN 2018
Pidato Mendikbud untuk HGN 2019
Pidato Mendikbud untuk HGN 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun