Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Empat Tip Ampuh agar Anak-anak Kita Rajin Membaca dan Mencintai Al-Quran

5 November 2020   21:14 Diperbarui: 5 November 2020   21:38 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadikan anak-anak kita rajin baca dan mencintai Qur'an. Foto: Ozy V. Alandika

Ketika diri sendiri rajin membaca Al-Qur'an, secara otomatis orang-orang di sekitarnya akan menaruh perhatian. Kalaupun tidak membaca, terlebih dahulu mereka akan mendengar. Setelahnya?

Insyaa Allah, dan semoga Allah curahkan hidayah agar orang terdekat kita ikut rajin membaca Qur'an. Kalau sudah rajin membaca? Mudah-mudahan, lama-lama para pembaca Qur'an jadi mencintai pedoman hidup bagi umat manusia ini.

Tanpa adanya keteladanan orang tua dalam membaca Qur'an secara rutin, maka akan beratlah usaha untuk menyuruh anak rajin-rajin baca Qur'an.

Sederhananya, kita menyuruh orang berbuat baik, tapi kita sendiri tak pernah mau melakukannya. Hal ini sangat dibenci oleh Allah, sebagaimana yang tertuang dalam Qur'an Surah As-Saff ayat 2-3. (Sengaja tidak saya hadirkan di sini. Silakan langsung buka Qur'an-nya, ya.)

Kedua, Ciptakan Suasana Cinta Qur'an dalam Rumah

Tip kedua agar anak-anak kita rajin baca dan mencintai Al-Qur'an adalah dengan menciptakan suasana cinta Qur'an di dalam rumah.

Sungguh, ini fakta, loh! Kalau tidak percaya, mari kita ingat-ingat lagi bagaimana efek kehadiran murottal Qur'an yang diisi oleh Qori' Syaikh Muhammad Taha Al Junaid, Abdurrahman as-Sudais, Shaikh Mishary Rashid Ghareeb Mohammed Rashid Al-Afasy, Muzammil Hasballah dan lainnya.


Semenjak masyarakat akrab dengan murottal, lantuan ayat suci nan indah ini selalu disuarakan di speaker tiap-tiap masjid. Efeknya, tidak sedikit dari kita yang ikut melafazkan ayat yang kebetulan kita hafal, walaupun keadaan kita saat itu sedang dalam perjalanan.

Nah, bagaimana efeknya jika rumah kita yang sering disetel murottal Qur'an, bukankah kesempatan untuk membiasakan anak membaca dan mencintai Al-Qur'an semakin besar? Tentu saja.

Suasana dan kegiatan rutin di rumah biasanya akan berdampak kepada kebiasaan, bahkan karakter anak-anak kita.

Sederhananya, kalau suasana di rumah tiap hari diwarnai dengan memutar musik-musik "unfaedah", maka keluarga di rumah perlahan juga akan mencintai "ke-unfaedahan" itu. Semoga tidak, ya.

Daripada menciptakan suasana rumah layaknya kuburan (sepi tanpa lantunan ayat Qur'an), mendingkan kita gelar tikar, duduk bersama di ruang keluarga, kemudian membaca Qur'an secara jahr alias keras (terdengar bacaannya, bukan teriak-teriak enggak keruan, ya).

Lha, mengapa kok tidak baca Qur'an secara sirr (rendah, bibir masih bergerak tapi hanya bisa terdengar oleh dirimu sendiri) saja? Jangan, dong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun