Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Beli Kado Lebaran, Kemarin Pilih Online tapi Sekarang Masih Jadi Pikiran

13 Mei 2020   17:40 Diperbarui: 13 Mei 2020   17:47 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kado lebaran. Gambar dari theodysseyonline.com via bp-guide.id

Sejak kecil hinggalah kemarin sore, saya belum begitu ngeh dengan yang namanya kado lebaran. Menyoal tentang kado, yang saya tahu adalah kado ulang tahun, kado valentine, kado sukses naik jabatan, hingga kado gratifikasi. Upps

Terang saja, dulu bahasa hadiah lebaran di keluarga maupun di daerah kami bukanlah penyebutan kado melainkan bagi-bagi THR.

Saat lebaran misalnya, selagi masih kecil saya bersama teman-teman suka mengunjungi tetangga untuk bersilaturahmi dan kemudian mendapat hadiah THR dari tuan rumah. Kadang Rp2.000, Rp5.000, dan jika tuan rumah sedang baik hati kami bisa mendapat Rp20.000.

Nominalnya mungkin kecil, tapi hari itu kami juga masih kecil. Harga pempek saja Rp1.000 masih dapat 3. Belum lagi bonusnya! Hehehe

Sebenarnya yang saat itu selalu mendapat kado lebaran adalah orangtua saya. Karena kami sudah terbiasa menyetor gula aren ke satu warung secara khusus, sang pemilik warung biasanya memberikan rewards berupa seperangkat sembako plus minuman dingin berkarbonasi.

Jelang ramadan dapat, jelang lebaran pun dapat. Masa-masa itu selalu jadi penantian bagi saya dan adik-adik, sampailah dengan hari ini.

Tapi, 3 tahun belakangan ini saya sudah mulai bekerja dan punya penghasilan bersih sendiri sehingga ada kesempatan lebih untuk saya dalam berbagi. Baik kepada anak-anak tetangga, sanak-kerabat-saudara, dan terutama untuk keluarga di rumah.

Fenomena "Baru Dapat Kerjaan" yang Sering Membuyarkan

Dan kebetulan pula dalam 3 tahun terakhir saya begitu dekat dengan yang namanya toko online. Entah karena efek HP baru yang bisa install banyak aplikasi, atau memang karena toko online lagi booming saya cenderung memiliki selera yang tinggi dalam belanja online.

Jika pada masa pandemi ini fenomena borong belanjaan sempat heboh, bagi saya pribadi fenomena itu sudah tenar sejak 3 tahun lalu terutama menjelang lebaran tiba. Bagaimana tidak, walaupun hanya berbekal gaji guru honorer yang tidak seberapa, saya tetap bisa berbelanja online.

Gambar oleh Christian Schrder dari Pixabay 
Gambar oleh Christian Schrder dari Pixabay 

Sebenarnya bukan belanja online biasa, sih. Lebih mengarah kepada pemuasan selera yang menurut saya hari ini cukup berlebihan. Pantas saja ibu saya waktu itu ngomel-ngomel tidak keruan. Sayanya yang kelamaan peka! Hmm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun