Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sejomlo-jomlonya Kita, Kalau Tidak Duduk di Pelaminan Ya Berbaring di Pemakaman

26 April 2020   17:05 Diperbarui: 26 April 2020   17:03 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari brilio.net dan suara.com

Bagaimana rasanya mengemban status jomlo di bulan ramadan, adakah Anda bersemak hati?

Saya doakan, semoga Anda yang masih sendiri segera dimudahkan jalannya untuk berganti status. Habis ramadan, bulan Sunnah menikah, kan? Sik asiiik.

Kemarin, saya terkesan dengan salah seorang teman yang menyumbangkan pantun daerah untuk blog pribadi saya. Entah maksudnya menyindir saya atau sekadar ingin menguatkan kesendiriannya sendiri, ia mengirimkan saya pantun bahasa Curup yang cukup ngena.

Pai ke stadion nak beli sate
Pas nyampe adonyo cuma sayur
Percuma kau nyari mete
Kalo cuma untuk bangunkan saur

Dalam bahasa Indonesia, pai berarti pergi, mete berarti pacar, dan saur berarti sahur. Jadi, ada yang perlu digarisbawah, kan? Ya, "percuma mencari pacar kalau hanya untuk bangunkan sahur." Hayooo, adakah di antara pembaca sekalian yang sudah terlanjur dapat?

Jika kita sorot kebiasaan ramadan tahun lalu, tidak sedikit ABG jomlo yang bergerilya mencari pacar jelang puasa tiba. Keinginan ini seringkali mereka proklamirkan di media sosial sembari berharap, kalau-kalau ada seseorang yang mau menemani mereka menjalankan ibadah puasa.

Dari sudut pandang ABG, ibadah puasa tentu macam-macam. Dimulai dari sahur, ada yang bangunin. Ngabuburit dan buka puasa bersama, ada yang nemenin. Begitu pula dengan aktivitas penghabis waktu kosong lainnya.

Syukur-syukur pacarannya nyampe lebaran, biasanya kan kandas di akhir minggu? Uppss, sabar. Saya turut berduka cita. Hohoho

Cinta monyet memang kisahnya selalu demikian. Gonta-ganti, putus-nyambung, tapi tidak sedikit pula yang sampai ke pelaminan. Beruntunglah pasangan yang sampai ke pelaminan, jalur dosanya terputus, kan? lagi-lagi, yang diputusin makin kasihan. Hemm

Tapi, itu hanyalah secarik kisah lampau yang barangkali belum akan terulang lagi di ramadan tahun ini. Terang saja, Covid-19 seakan sudah mengambil nikmat-nikmat kebersamaan di bulan puasa hingganya kita harus merenung dan menata diri atas banyaknya dosa.

Jangankan mau bicara buka bersama, ngabuburit atau jalan-jalan sore bersama pacar, menjalankan ibadah Tarawih ke masjid saja kita sudah kesusahan. Rasanya kita sedang terkurung di rumah, bosan, tidak enak. Apalagi jomlo!

Meski demikian, bagaimanapun keadaannya kita harus tetap bersyukur dan semangat menjalankan ibadah puasa. Bersyukur karena kita masih diberikan kesempatan umur, dan semangat karena kita sedang berpijak di bulan yang penuh kemuliaan.

Jomlo atau sudah menikah, tidaklah jadi soal. Itu urusan Allah bersama Takdir Mubram-Nya. Takdir jodoh sudah ditentukan, siapapun dia kita akan segera tahu jika takdir itu telah tiba.

Kalau Tidak Duduk di Pelaminan, Ya Berbaring di Pemakaman

Inilah pilihan dan jalan hidup setiap orang. Kalau diberikan umur panjang, maka akan tiba waktunya jomlo duduk di pelaminan bersama jodohnya. Tapi, kalau umurnya lebih pendek daripada jatah pelaminan, maka jomlo tadi akan lebih dulu berbaring di pemakaman.

Sedih, kah? Harusnya tidak, Allah akan siapkan pasangan yang lebih baik untuk menemani kita di surga nanti. Itu, kalau masuk surga! Tapi, kita sama-sama berjuang, kan?

Yuup, Fastabiqul Khoirot alias berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mendapatkan surganya Allah.

Artinya, tidak usah terlalu pusing dengan status hidup dunia. Kembali lagi kepada secarik pantun di atas, percuma menghabiskan bulan puasa dengan pacaran dan menjalin hubungan terlarang. Bukannya cari jalan surga, malah ciptakan jalan ke neraka.

Lagi-lagi tantangan yang hadir di pelupuk hati dan kehidupan ABG cukup terjal dan sulit. Masa-masa muda adalah masa di mana darah mengalir deras bersama nafsu. Mudah galau, mudah kesepian, mudah kecewa, mudah marah hingga bad-mood.

Semuanya adalah masalah, tapi jangan jadikan masalah itu sebagai alasan untuk kita malas beribadah, atau beribadah karena ada maunya saja.

Ramadan adalah kesempatan kita untuk menata sabar, membersihkan hati, meningkatkan kualitas iman serta takwa. Semua ditujukan demi persiapan bekal kita sebelum sampai di pemakaman.

Pelaminan hanyalah tempat duduk sementara. Jika waktunya tiba duduk di sana sudah tiba, maka kita pasti akan duduk. Bersabarlah, berjuanglah untuk memperbaiki diri, dan manfaatkan segala kemuliaan di bulan ramadan ini.

Siapa tahu kita menjadi orang-orang yang dipilih Allah untuk mendapatkan kesempatan berdoa di malam Lailatur Qadar, kan? Aamiin. Sungguh, semua orang pasti begitu menantikan malam yang begitu mulia itu. Dan semoga, tahun ini kita bisa mendapatkannya.

Aamiin Ya Robbal Aalamiin.

Salam. Semangat Berpuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun