Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Memilih Jabatan Idaman Berdasarkan Kriteria Calon Istri Idaman

19 Januari 2020   05:41 Diperbarui: 21 Januari 2020   22:23 2892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi calon istri idaman. (pxhere.com)

Sejenak, simaklah hadis berikut:

"Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung." (HR. Bukhari)

Berdasarkan dalil di atas, kriteria calon istri idaman disandarkan pada empat perkara. Mulai dari hartanya, keturunannya, kecantikanya, dan agamanya. Yang paling utama adalah agama, tentu saja untuk menggapai keberuntungan dunia dan akhirat.

Mengapa agama yang paling utama? Terang saja, harta bisa habis dan menghabisi seseorang hingga jatuh harga dirinya, termasuklah seseorang yang mengukur hanya dari harta. 

Keturunan/ asal seseorang bisa jadi meningkatkan reputasi, namun bisa juga jadi dalih. Begitu pula kecantikan, selain jadi elok dipandang bisa juga menyempitkan penilaian hanya dari rupa.

Sedangkan memilih calon istri berdasarkan agama alias ketaatan akan menjadikan laki-laki beruntung. Itulah yang disebut istri idaman.

Lalu, bagaimana dengan jabatan idaman?

Pertama, periksa dulu harta alias pendapatan dari jabatan tersebut. Jelas atau samar-samar. Kalau soal cukup atau tidak cukup agaknya relatif. Tapi, kalau samar-samar itulah tanda bahaya. Jabatan bos preman misalnya, mana mungkin kita mau makan gaji haram dan bekas dari kezaliman?

Kedua, periksa dulu keturunan alias asal-usul atau kedudukan dari jabatan. Jabatan tersebut akan memperbaiki reputasi kita atau tidak? Jika nanti saat menjabat kita terpaksa jadi pemalas, penjilat, biang gosip, bahkan biang fitnah maka tinggalkanlah. Tidak hanya reputasi kita yang rusak, tapi juga keluarga kita.

Ketiga, periksa dulu kecantikan rupa dan metafisika dari jabatan. Kecantikan rupa dari jabatan akan membuat kita semangat bekerja, misalnya seperti ada ruang kerja khusus dan beberapa fasilitas yang mempermudah kerja.

Meski demikian, kecantikan metafisika dari jabatan juga patut diprioritaskan. Misalnya, dengan menduduki jabatan tersebut kita jadi sosok yang berakhlak mulia, peduli dengan sesama, tertanam rasa empati dan menjadi sosok yang dermawan.

Keempat dan yang terpenting, periksa dulu kesempatan kita dalam beribadah jika nantinya menduduki jabatan tersebut. Jangan-jangan nanti ketika sudah menggapai jabatan kita malah disibukkan dengan lembur hingga tak sempat beribadah, kelelahan hingga tak sempat singgah ke rumah ibadah, terlalu menggoda hingga tak sempat bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun