Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kesuksesan untuk Aku, Kau, Dia, dan Kita Semua

17 November 2019   21:58 Diperbarui: 19 November 2019   04:18 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sukses. (Sumber: forbes.com)

Menjadi yang Terbaik di antara yang Terbaik, bukan yang Terburuk!

Untuk menggapai sukses, kita harus berusaha keluar dari zona nyaman, mengubah kebiasaan, dan meningkatkan kapasitas diri. Dalam meraihnya kita butuh persaingan, baik itu melawan rekan lama, sahabat, mantan, ataupun orang yang belum kita kenal.

Namun, di dalam persaingan sebagian orang lebih cepat merasa puas atas kinerja yang ia dapatkan. Terlebih lagi jika saingannya adalah orang-orang yang minim kapasitas keilmuan dan pengalaman, maka akan cepat sekali menang.

Dari kemenangan itu, mulailah mereka memproklamasikan kesuksesan. Jika bisa dapat ranking 1 dari kelas terburuk, mulailah berusaha keliling kelas memamerkan prestasi dan menunjukkan bahwa "aku sukses ini! Aku berhasil loh!"

Tapi, apakah kita harus berbangga saat menjadi yang terbaik di antara orang-orang lemah?

Harusnya kita meningkatkan level persaingan untuk menggapai sukses. Jika itu soal ranking di sekolah, maka pesaing utama kita bukanlah juara kelas melainkan juara umum di sekolah itu. Jadi, jika di ujung jalan kita terpeleset, setidaknya kita jatuh di ranking 2 umum atau juara kelas.

Tapi jika target kita hanyalah peringkat 5 besar di kelas dan di saat itu kita mengalami down, bisa-bisa kita tenggelam di peringkat terbawah. Sungguh tak enak!

Maka darinya, target sukses adalah menjadi yang terbaik di antara yang terbaik, bukan terbaik di antara yang terburuk. Ini adalah mindset yang akan menentukan tujuan hidup lebih baik.

Semua Makhluk Diciptakan Dalam Kadar Terbaiknya

Jika ada keluhan seperti ini:

Mengapa diri ini begitu lemah?
Mengapa otak ini kurang encer?
Mengapa aku begitu lama menangkap pengertian?
Ah, aku hanyalah orang biasa dari kalangan biasa yang hanya akan jadi orang biasa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun