Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Keluhan Siswa: Pelajaran Sekolah Itu Sulit Semua!

29 Agustus 2019   21:44 Diperbarui: 29 Agustus 2019   21:50 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran PKN
Bagi sebagian siswa, modal untuk sukses belajar PKN adalah hafal UUD 1945, Pancasila, dan Proklamasi. Tetapi tetap saja mau tidak mau siswa harus menghafalnya, jika tidak bisa-bisa nilai PKN merah dan mereka tidak naik kelas. Terang saja, dari awal bersekolah guru PKN sudah memberikan kalimat mistis bahwa siapapun siswa yang merah nilai PKNnya maka tidak akan naik kelas. Siapa yang tidak takut?

Lagi-lagi pelajaran PKN tidaklah sesederhana itu. Biang masalah bukan datang dari nilai PR, hafalan maupun latihan, melainkan juga sikap, adab, dan penampilan. Hebatnya, guru PKN hafal dengan kita-kita yang hari senin kemarin lupa bawa dasi, hari sabtu kemarin lupa pakai kaus kaki hitam, dan bahkan dari bulan kemarin belum pangkas rambut.

Belum lagi dengan ancaman-ancaman guru PKN yang begitu horor:
"Nahh, Agung, besok pangkaslah rambut ya? atau mau Bapak jemur di tiang bendera sampai jam pulang?"
"Nah kan, dinda lagi dinda lagi. Dari minggu kemarin Bapak pesan kalau hari sabtu itu pramuka pakai kaus kaki hitam! Ini tidak, malah kaus kaki putih, dari hari senin pula tidak di ganti-ganti!"
"Ujang, kesini dulu! Cepat! Tadi jajan di kantin Pak Mus kan? Lihat jam sekarang, sudah  istirahat belum...? Belum kan! Besok kalau tampak oleh Bapak Ujang jajan lagi Bapak gantung di tiang bendera terus Bapak panggil orang tua!"

Dan sebagainya. Tentu saja siswa takut, apalagi sampai dipanggil oleh orang tua. Mereka bisa-bisa saja menyewa tukang ojek, tukang  sate, atau bahkan tukang warung nasi agar mengaku sebagai orang tua mereka. Eits, guru PKN hampir setingkat dewa, yang tahu hampir semua tukang. Bahkan siswa tukang Php adek kelas pun Guru tahu.. Haha

Sama halnya dengan pelajaran PKN. Soal PKN itu pendek-pendek, tapi jawabannya Subhanallah. Mungkin sepanjang Tol Cipali bolak-balik. Terang saja, untuk menjawab soal-soal PKN kadang butuh khayalan dan nalar tingkat tinggi.

Apalagi jika yang diminta soal adalah perwujudan sila-sila pancasila. Kan ada hingga 40 butir tuh setiap silanya. Makanya tak jarang jari-jemari siswa setelah belajar PKN itu bulat layaknya bola kasti.

Pelajaran Fisika
Nah ini lebih bermasalah lagi. Jika tadi Matematika berusaha menjodohkan angka dan huruf yang sejatinya tidak berjodoh, maka pelajaran fisika seringkali mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu.

Sumber: Lucu.me
Sumber: Lucu.me

Bayangkan saja, apa gunanya menghitung kecepatan batu yang jatuh, daun kering yang mengalir di sungai, kekuatan saat mendorong gerobak sate, hingga kecepatan bidikan kelereng. Belum lagi ketika menghitung kecepatan air dalam ember atau baskom air yang pecah. Jika pecah harusnya kan diperbaiki, kok malah di hitung kecepatannya! Sebenarnya jawabannya sederhana,

"Ya, suka-suka pendorong gerobak sate lah, mau cepat mau lambat! Kalau ada pembeli yang berteriak, pastilah mereka ngebut. Kalo lagi sepi mereka ngebut, gak laku lah! "
"gak penting kalau main kelereng harus diukur cepat atau tidak bidikannya. Yang penting itu bidikannya kena kelereng teman. Jika tidak kena, gimana mau menang main?"

Debuuuugh, dan akhirnya siswa tadi kena gampar guru Fisika, dan kena hukum berlari dengan gerak parabola. Haha

Pelajaran Sejarah
Mengulas masa lalu itu sejatinya mengasyikkan bagi siswa. Apalagi ketika mereka menonton tayangan sejarah kemerdekaan. Mulai dari gerilya, bambu runcing, hingga pondok-pondok sederhana menjadi daya tarik tersendiri. Tapi masalahnya bukan itu. Yang bermasalah adalah, ketika guru menjelaskan itu seru, tapi ketika siswa disuruh mengulangnya, mereka pusing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun