Mohon tunggu...
Salimun Abenanza
Salimun Abenanza Mohon Tunggu... Administrasi - di sini maka di sana

seorang anak dari negeri beruang

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tempat Belanja, Tempat jadi Boros

5 Juli 2016   19:05 Diperbarui: 5 Juli 2016   19:19 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waktunya belanja (sumber: energyfitbox.com)

Kebetulan di sebuah portal berita penulis membaca tentang beberapa cara yang tricky dari pengamatan tentang toko grocery atau supermarket. Langsung saja terpikir tentang beberapa poin yang sering penulis jumpai yang sering membuat para pengunjung supermarket jadi beli banyak. Trik-trik itu memang membuat semua barang yang seolah merengek dari tiap-tiap gang yang berderet, tangga berjalan, sampai meja kasir dengan berbagai macam kebutuhan hidup untuk diambil dan terus diambil sampai lupa kalau sudah boros.

Setelah berbelanja, mungkin ada kalanya terbesit beberapa pertanyaan seperti “Kok bisa beli ini ya?” , “Kok habisnya bisa segini?” , “Aduh yang ini kan masih ada kenapa dibeli ya?” dan berbagai pertanyaan lainnya yang sebelumnya tak disadari saat belanja. Well, ada beberapa cara dari sebuah tempat yang bernama supermarket atau pusat perbelanjaan khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan perut untuk membuat para pengunjung semakin bernafsu untuk memborong jualan mereka. Seperti diskon, label harga, beli segepok lebih murah, dsb. Kembali kepada artikel yang penulis baca tadi ada beberapa hal yang mungkin bisa penulis ulas kembali mengenai beberapa trik yang kadang tidak kita sadari ketika berbelanja kebutuhan yang biasanya berhubungan dengan perut ini. Berikut beberapa trik yang kadang tak kita sadari:

1. Yang sehat yang di belakang

Ok, bisa diamati bahwasanya bahan makanan yang fresh tidak banyak ditemui diletakkan di depan pintu masuk. So, kalau mau yang fresh kita harus berpetualang dulu di antara makanan dan lorong-lorong untuk sampai ke sana. Mungkin alasannya untuk menjaga suhu ruangan, tapi hal ini bisa diterima. Sedangkan di depan akan dipajang berbagai barang menarik, berwarna-warni, dengan label harga yang kinclong. Hehehe, kadang sebelum sampai di bagian frozen atau fresh kita sudah ngambil beberapa barang yang sebenarnya tidak perlu dibeli.

2. Keranjang dan trolley

Mungkin ada benarnya juga anggapan bahwa keranjang dari dulu zaman cerita tudung merah sampai sekarang tak banyak berevolusi dibandingkan dengan trolley atau kereta belanja yang semakin nambah volumenya, semakin banyak fasilitasnya seperti tempat duduk balita, tempat sangkut ini itu, dsb. Disamping multi-fungsi bagi pengunjung tentu saja ada tujuan lain supaya belanja lebih mudah dan banyak.

Keranjang belanja biasanya ukurannya tidaklah terlalu besar. Tentu barang yang dibawa akan muat sedikit dimana jika yang muat sedikit tentu si pengunjung merasa tidak nyaman dan tentu saja berat untuk menentengnya kian kemari. Maka si pengunjung disediakan gerobak belanja atau trolley yang lebih besar. Ukurannya yang besar memberikan pengunjung keleluasaan mengambil barang jauh lebih banyak daripada keranjang dan bisa didorong dengan lebih mudah.

Jadi gunakan yang sesuai dengan volume belanja. Kalau memang mau belanja tidak terlalu banyak mungkin lebih baik pakai keranjang saja supaya tidak membeli hal yang tidak diperlukan.

3. Jatuh cinta pada pandangan pertama

Tentu saja pandangan pertama banyak yang jatuh cinta. Begitu juga pandangan kita saat belanja, pandangan pertama kita biasanya akan jatuh di daerah tengah rak-rak, yang sesuai dengan kebanyakan tinggi para pengunjung. Yes, di bagian sana biasanya adalah barang-barang yang harganya cukup mahal, atau barang yang sedang ingin dijual banyak oleh si super market. Bagian pertama yang kita pandang biasanya bukanlah barang-barang yang penting tapi tetap bikin penasaran, entah bungkus, harga, atau isinya sendiri. Posisi inilah yang biasanya juga dimanfaatkan untuk meletakkan barang-barang tersebut. Penulis sering ketemu barang murah dan bagus tapi harus jongkok-jongkok dulu untuk lihat-lihat harganya.

4. Irama kaki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun