Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Jatuh

13 Juli 2019   20:19 Diperbarui: 14 Juli 2019   09:02 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku masuh meniti malam, melipat kesedihan panjang
Belum lagi bintang datang, mengajarkan keriangan di antara semesta alam
Membiarkan kesunyian melukis bayang dan kenangan usang
Jalan jalan tak pernah lekang

Larik demi larik menggelitik. Kutik tak dapat berkutik beski beelari hati tertarik.
Aku mendengarkan kembali sebelelum rindu menggelitik
Kau bacakan lagi sekali lagi. Waktu kau katakan kuncup kuncup kerinduan
Oh, kataku tak pernah hilang. Seikat bunganya bermekaran

Aku jatuh. Berulang- ulang lalu ragu berkejaran
Kau coba saja tunggu di ujung jalan. Bertebaran doa berjatuhan.
Lelaplah lelap dalam ketenangan.

Cimahi, 13 juli 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun