Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pecahnya Puisi Pagi

10 Februari 2019   11:12 Diperbarui: 10 Februari 2019   11:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lalu embunpun bergulir, di bunga yang akarnya sekuat kenangan. Di antara cahaya mentari dan siuh angin pagi. 

Sepasang diam yang mengembara jauh. Terbang di batas cakrawala, membacakan sajak sajak kisah rindu di puncak menara. 

Kata kata menaiki langit, setengahnya menjadi hujan,  setengahnya lagi menempati bola api. 

Pecahnya puisi pagi, Tetap saja menjadi pelangi, yang sakral tumpah mewarnai batin yang kekal. 


Cimahi, 10 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun