Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi │Jarum Waktu

23 September 2018   15:47 Diperbarui: 23 September 2018   19:12 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak perlu kutanya lagi kau ada dimana. Sebab kau telah menghuni benaku di setiap jeda waktu. Ketika jarumnya menyaru pagi, dan embun yang menetesi bumi.

Dan aku tak perlu bertanya tentangmu lagi. Bila di langkah jarum berikutnya. Kau serupa matahari yang menyerap air mata. Membuat bayang bayang tepat diatas kepalaku begitu rupa.

Lalu mengapa masih pula hujannya deras dengan pertanyaanmu. Apakah kau tak tau. Denyut jantungku detakannya menyerukan namamu. Seolah olah meramaikan sepiku.

Kemudian tak pernah sewaktu waktu. Kau pergi meninggalkan aku. Menghindarimu kau tak mau tahu, berlari darimu kau mengikutiku

Dan bila nafas waktu hampir membeku, kau membelikan batu batrai yang baru.

Kini giliranku yang bertanya padamu. Waktumu waktuku itu apa ? pasti juga kau tak akan tahu jawabanya. Sebab jarum waktu hanya bertugas menghitung jatah hidup manusia.

Waktu dan jarum yang tak pernah diam. Ia yang akan mendatangi takdir kita dengan begitu tiba -tiba hujam.

Cimahi, 23 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun