Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terbata- bata Itu Aku

28 Mei 2018   18:38 Diperbarui: 29 Mei 2018   05:44 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akulah yang selalu terbata bata mencari memaknai setiap kata dari sang angin.

Aku juga yang membeku mengingat betapa separuh usiaku selalu di rucuki hujan

Aku sengaja menerobos di bawah airnya agar luruh debu yang mengikutiku.

Aku terlalu banyak bersenda gurau bermain main dengan mimpi dan bayang

Aku menunggu bulan ini agar setiap sunyiku bermakna setiap gaduhku berisi do'a

Dan aku menjadi seorang bemburu yang memohon berjuta ampunan

Dan barangkali kaulah yang mengerti setiap diamku bertandang

Dan mungkin kau yang tahu menterjemahkan kataku memusing

Di sela sajadah ku tancapi kening, terbata-bata itu aku menghening

Di selubung harap ampunan untukku untukmu, kau dia dan kita semua

Menghalau kabut di depan mata jantung dan hati kita.

Cimahi,26 Mei 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun