Melihat perkembangan sepakbola nasional, khususnya timnas senior Indonesia, di mana satu pengamat sepakbola nasional bernama Tommy Welly selalu wara-wiri di media memberikan komentar terkait perkembangan timnas. Paling getol komentar pedasnya saat mengkritik eks pelatih timnas asal Korsel, Shin Tae-yong. Banyak yang beranggapan bahwa dipecatnya STY turut dipengaruhi oleh sosok yang akrab disapa Bung Towel.Â
Hingga detik ini, komentarnya yang seperti "haram" menyebut STY di media dan live TV masih terus berlangsung. Bung Towel terus mendukung Patrick Kluivert, pengganti STY yang juga telah dipecat per hari ini, 16 Oktober 2025 karena gagal total di kualifikasi putaran keempat Piala Dunia 2026.Â
Bung Towel secara lugas menyampaikan analisisnya yang "super". Sangat cocok diterapkan di tubuh timnas. Ia bahkan memuji strategi Kluivert.
Nah, Â merujuk pada kondisi tersebut, saya berandai-andai membuat hipotetis Tommy Welly ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia. Memang ini kemungkinan besar tidak akan terjadi, berhipotesa.
Bung Towel sangat lihai menganalis taktik seoakbola meskipun ia dikenal sebagai pengamat dan komentator sepak bola, dan tidak ada jejak yang menunjukkan dia memiliki lisensi kepelatihan tingkat tertinggi atau pengalaman melatih level klub amatir dan tim nasional. Pengalamannya lebih banyak di bidang jurnalistik, pengamat, dan pernah menjabat General Manager Football Development PSSI.
Namun, jika kita mengandaikan skenario Bung Towel menjadi pelatih kepala Jay Idzes dkk terjadi, beberapa hal yang mungkin menjadi fokus utamanya, berdasarkan latar belakang dan pandangan yang sering ia sampaikan sebagai pengamat.
Berbekal komentarnya yang cukup mendalam dalam membaca taktik, maka pendekatan analitis bisa menjadi pijakan utamanya. Sebagai pengamat yang sangat detail, ia mungkin membawa pendekatan yang sangat analitis dalam merancang strategi dan mengevaluasi performa.Â
Fokus pada data dan taktik yang spesifik sering menjadi ciri khasnya. Termasuk, ia sepertinya mampu menaikkan pemain-pemain yang terpinggirkan atau istilahnya di wawancara Kompas TV, cadangan abadi.
Lalu, mengingat ia sering mengkritik kinerja pelatih asing, seperti Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert yang dianggapnya kurang berhasil atau kurang sesuai dengan karakter sepak bola Indonesia, ia mungkin akan menerapkan model kepelatihan yang ia anggap lebih "membumi" atau "Indonesia sentris", "Indonesia bangetlah", dengan memaksimalkan potensi dari Liga domestik, bukan pemain diaspora.
Dengan berbekal pernah terlibat dalam pengembangan sepak bola nasional di mana Bung Towel pernah berkiprah di PSSI, ia mungkin fokus tidak hanya pada tim senior tetapi juga pada kesinambungan program pengembangan pemain muda dari berbagai level, yang sesuai dengan visi Football Development.
Sebagai figur yang vokal menuntut hasil dan performa dari Timnas, ia tentu akan menghadapi tekanan besar untuk membuktikan diri mampu membawa perubahan positif di kursi pelatih. Tapi, terkait tekanan warganet dan publik, tentu ia sudah kuat karena berbekal komentarnya dalam menyudutkan pelatih timnas sebelumnya.
Selanjutnya, sebelum Bung Towel benar-benar dipilih menjadi pelatih timnas, perlu melihat perbandingan kapasitasnya dengan pelatih pujaannya, Patrick Kluivert.
Kluivert adalah mantan pemain bintang dunia dengan pengalaman melatih, meskipun tidak banyak, di level klub dan timnas Curacao, serta asisten pelatih timnas Belanda. Sementara Tommy Welly berlatar belakang jurnalis dan pengamat sepakbola.
Dari sisi gaya melatih, Kluivert membawa skema dan filosofi Eropa, terutama pendekatan teknis sepakbola Belanda. Di sisi lain, Tommy Welly, jika menjadi pelatih, kemungkinan besar akan memiliki fokus yang berbeda, mungkin lebih ke pengembangan taktik spesifik untuk pemain Indonesia, seperti yang sering ia bahas di media.
Secara realistis, perpindahan dari pengamat ke pelatih tim nasional adalah lompatan yang sangat besar, terutama tanpa adanya lisensi dan pengalaman melatih yang memadai. Reaksi publik dan media pasti akan sangat terpolarisasi, antara yang mendukung karena dinilai memahami akar masalah sepak bola Indonesia, dan yang menentang karena dianggap tidak memiliki kredibilitas teknis kepelatihan.
Bagaimana Bung Towel, apakah bersedia mengambil tampuk pelatih kepala Timnas Indonesia yang lowong dan membawa Garuda terbang tinggi?Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI