Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Perlunya Evaluasi Program Pamsimas di Daerah

7 September 2025   20:21 Diperbarui: 7 September 2025   22:49 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ada Pamsimas, mimpi masyarakat mendapatkan layanan air bersih seharusnya terpenuhi. Tetapi pada faktanya, banyak bak air Pamsimas tidak berfungsi. Hanya bangunannya saja tanpa ada air setetes pun.

Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) adalah inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat pedesaan dan pinggiran kota terhadap air minum dan sanitasi yang layak. Program ini mengedepankan pendekatan partisipatif, di mana masyarakat terlibat langsung mulai dari perencanaan, pembangunan, hingga pengelolaan. 

Tujuannya adalah agar sarana yang dibangun, seperti bak air, sumur, dan jaringan pipa, bisa berkelanjutan dan benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tetapi pada kenyataannya, justru kondisi "ada bak air, tapi tidak berfungsi" yang ditemui. Inilah yang saya saksikan sendiri di desa tempat tinggal saya. Bahkan program Pamsimas ini sudah yang kedua kalinya. Brace bak air yang tak berfungsi pun terjadi.

Bak air dan pipa-pipa Pamsimas periode pertama sudah hilang ditelan bumi tanpa sekalipun mengalirkan air ke rumah-rumah atau ke bak penampungan air warga.

Situasi yang sama pada program Pamsimas yang kedua. Kali ini bangunannya lebih bagus, full colour. Pipa-pia juga lebih besar. Antusiasme warga saat pembangunan jalur air pun besar. Saya sempat bertanya, dari mana sumber airnya, mengingat bak penampungan air dengan satu tandon ukuran 1.200 liter berada di atas perbukitan. Kata kepala dusun yang memimpin proyek galian pipa bahwa air akan dipompa dari sungai, kemudian dijernihkan dan dialirkan ke rumah-rumah warga.

Sekilas penjelasan masuk akal. Hanya saja, fakta bahwa air akan dipompa dari sungai dengan jarak sekitar 500 meter mendaki sepertinya sulit. Apalagi, warga yang dimaksudkan untuk menerima manfaat dari Pamsimas ini justru sudah memiliki sumur bos masing-masing. Dan lagi-lagi, pada akhirnya, program Pamsimas hanya meninggalkan bangunan dan tak ada air setetes pun.

Padahal dana Pamsimas tetnu besar. Jika memang tak ada manfaatnya bagi warga, maka sebaiknya dialihkan saja untuk pembangunan jalan desa atau pembangunan sektor lain yang lebih dibutuhkan warga.

Kondisi bak air dan menunjukkan adanya ketidakberhasilan pada tahap pasca-konstruksi. Pembangunan sarana fisik memang selesai, namun keberlanjutan dan fungsionalitasnya tidak terjamin. 

Saya sendiri masih penasaran mengapa Pamsimas ini tidak berfungsi di kelurahan tempat saya tinggal. Kami sebagai warga setempat hanya berseloroh, ya ini program pemerintah, yang penting ada kelihatan hasilnya. Tidak beroperasinya Pamsimas di daerah barangkali terjadi karena pengelola Pamsimas di tingkat desa (biasanya disebut BPSPAM) mungkin tidak memiliki kompetensi yang cukup dalam hal teknis, keuangan, atau administrasi. Mereka kesulitan melakukan perawatan rutin, perbaikan, atau pembukuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun