Selain itu, salah satu kunci keberhasilan Pamsimas adalah partisipasi aktif masyarakat. Jika masyarakat tidak merasa memiliki fasilitas tersebut, mereka cenderung tidak peduli terhadap pemeliharaan dan perbaikan. Hal ini bisa terjadi jika sosialisasi atau pemberdayaan di awal program kurang optimal.
Pengelolaan keuangan yang buruk, seperti iuran masyarakat yang menunggak atau tidak adanya dana kas untuk perbaikan, menjadi kendala besar. Tanpa dana, perbaikan dan perawatan tidak bisa dilakukan.Â
Adanya masyarakat yang menunggak pembayaran iuran karena merasa air sering macet atau alasan lainnya. Ini menciptakan lingkaran setan, di mana air tidak berfungsi karena iuran macet, dan iuran macet karena air tidak berfungsi.
Sering kali terjadi ketidaksinambungan antara pemerintah desa, BPSPAM, dan masyarakat. Kurangnya komunikasi bisa menyebabkan masalah tidak tertangani dengan cepat. Di sisi lain, konflik atau ketidaksepakatan di antara anggota BPSPAM atau masyarakat bisa menghambat jalannya program.
Kasus bak air Pamsimas yang tidak berfungsi di daerah adalah cerminan dari tantangan yang sering dihadapi oleh program Pamsimas di berbagai tempat. Ini bukan hanya masalah teknis, melainkan juga masalah manajerial dan sosial.
Untuk mengembalikan fungsi bak air tersebut, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh yang mencakup beberapa elemen. Perlu mencari tahu penyebab pasti bak air tidak berfungsi. Apakah karena pompa rusak, sumber air kering, atau ada pipa yang bocor?
Penting pula untuk melakukana evaluasi kinerja BPSPAM. Apakah mereka butuh pelatihan tambahan atau pendampingan?
Terakhir, pemerintah desa sebaiknya melibatkan kembali masyarakat dalam diskusi dan pengambilan keputusan untuk mencari solusi bersama.
Dengan pemahaman yang komprehensif, solusi yang tepat bisa dirumuskan terkait mandeknya fungsi dari bak air Pamsimas ini.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI