Perayaan HUT ke-68 Kabupaten Tana Toraja dan Hari Jadi ke-778 Toraja telah berlangsung pada awal September 2025.
Puncaknya ditandai dengan Festival Tallulolona Fest yang juga disebut Festival Tana Toraja Bersyukur 2025. Acara ini diselenggarakan di Lapangan Tobone, Kelurahan Rante, Kecamatan Makale, Tana Toraja, pada tanggal 1 September 2025.
Festival ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT Kabupaten Tana Toraja dan Hari Jadi Toraja, dan dibuka setelah rapat paripurna DPRD Tana Toraja.
Festival Tallulolona Fest berlangsung sangat meriah dan penuh semangat. Bupati Tana Toraja juga menyampaikan arah pembangunan daerah yang bertujuan untuk menciptakan "Tana Toraja Masero" (bersih).
Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Wakil Gubernur Sulawesi Selatan yang memberikan sambutan secara virtual. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya menjaga harmoni dan persatuan, serta mengapresiasi Tana Toraja sebagai destinasi wisata unggulan.
Di balik kemeriahan yang terjadi selama festival, sebagai Masyarakat Tana Toraja, saya perlu menggarisbawahi makna yang terkandung di dalamnya.
Aksi Budaya dan Rasa Syukur
Festival ini tidak hanya menjadi pesta rakyat, tetapi juga menjadi ajang untuk menunjukkan rasa syukur dan melestarikan budaya. Setiap kecamatan memamerkan hasil bumi mereka, yang disusun rapi sebagai simbol rasa syukur atas rezeki yang melimpah.
Pameran hasil bumi menjadi salah satu daya tarik utama pada Festival Tallulolona Fest di Tana Toraja. Acara ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga momen untuk menunjukkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan kekayaan alam Tana Toraja.
Setiap kecamatan di Tana Toraja berpartisipasi dengan memamerkan beragam hasil bumi mereka, yang disusun secara artistik. Pameran ini menampilkan produk-produk unggulan dari sektor pertanian dan perkebunan, yang memang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Toraja.
Beberapa jenis hasil bumi yang dipamerkan meliputi tanaman hortikultura, kopi Toraja dan hasil kerajinan.
Berbagai jenis sayuran dan buah-buahan segar, seperti cabai, bawang merah, dan manggis, yang ditanam secara lokal.
Kopi menjadi komoditas andalan Tana Toraja. Pameran ini menampilkan biji kopi berkualitas tinggi dan produk olahan kopi.
Selain produk pangan, pameran juga memamerkan hasil kriya dan produk UMKM yang dibuat dari bahan alami, seperti anyaman dan ukiran kayu.
Simbol Rasa Syukur dan Identitas Daerah
Pameran hasil bumi ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang promosi, tetapi juga memiliki makna mendalam. Tumpukan produk pertanian yang disusun rapi menjadi simbol rasa syukur masyarakat Toraja kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan. Selain itu, pameran ini juga menjadi wujud nyata dari upaya pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Secara keseluruhan, pameran hasil bumi pada Festival Tallulolona Fest berhasil memperlihatkan kekayaan alam Tana Toraja sekaligus memperkuat semangat kebersamaan dan identitas budaya masyarakatnya.
Selain itu, ada beragam atraksi seni dan budaya yang ditampilkan, menunjukkan kekayaan warisan leluhur Toraja.
Semangat Kebersamaan Masyarakat
Suasana penuh kegembiraan terasa di seluruh area festival. Ribuan masyarakat, termasuk sekelompok guru, tampak bersemangat menyanyikan Mars dan Hymne Kabupaten Tana Toraja. Banyak peserta yang mengenakan busana tradisional Toraja berwarna-warni, lengkap dengan hiasan kepala dan manik-manik, menambah semaraknya festival.
Secara keseluruhan, Festival Tallulolona Fest berhasil menjadi ajang yang menguatkan kebersamaan dan identitas budaya, sambil menjadi momentum refleksi untuk terus memajukan Tana Toraja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI