3. Estetika yang Terganggu
Tumpukan sampah di area publik dan tempat wisata merusak pemandangan dan kenyamanan. Tumpukan sampah saat ini bisa dijumpai di hampir semua kedua sisi jalan raya. TPA dadakan di kota-kota kabupaten pun bermunculan dengan paket sampah yang tak terhitung.Â
4. Beban pada TPA
Lonjakan volume sampah saat Lebaran mempercepat penuhnya kapasitas TPA. Saya melihat sendiri bagaimana gunung sampah di TPA Tana Toraja di Kecamatan Rantetayo. Sampah tak beraturan. Meskipun ada excavator yang stand by di lokasi, tetapi kalang kabut dalam menangani sampah yang datang tiap pagi.Â
5. Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca
Sampah organik yang membusuk di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Upaya Mengurangi Sampah Saat Lebaran
- Bijak dalam berbelanja dan memasak. Rencanakan menu dan belanja dengan cermat agar tidak ada makanan yang terbuang. Masak secukupnya.
- Hindari penggunaan plastik sekali pakai dengan cara bawa tas belanja sendiri, gunakan wadah makanan dan botol minuman yang dapat digunakan kembali.
- Kurangi kemasan parcel yang berlebihan dengan cara pilih kemasan yang sederhana dan dapat didaur ulang atau digunakan kembali.
- Manfaatkan sisa makanan. Olah sisa makanan menjadi hidangan lain atau berikan kepada yang membutuhkan.
- Pilahlah sampah. Pisahkan sampah organik, anorganik, dan residu untuk memudahkan proses daur ulang.
- Buang sampah pada tempatnya. Selalu cari tempat sampah yang tersedia dan jangan membuang sampah sembarangan, terutama di tempat umum dan area wisata.
- Dukung inisiatif pengelolaan sampah melalui partisipasi dalam program daur ulang atau kegiatan bersih-bersih lingkungan yang diadakan oleh komunitas atau pemerintah.
- Mudik dan berwisata secara bertanggung jawab. Bawa kantong sampah sendiri saat bepergian dan buang sampah pada tempatnya. Selain itu, bawa tempat bekal sendiri di jalan. Hindari membeli kue dan nasi kotak. Hal ini bisa memicu peningkatan sampah di jalan.Â
- Bagi pelaku UMKM di rest area dan kios-kios kelontong pinggir jalan, upayakan menggunakan kemasan yang bisa terurai atau kemasan dari bahan yang ramah lingkungan.Â
Kesadaran dan tindakan nyata dari setiap individu sangat penting untuk mengurangi dampak negatif sampah saat Lebaran. Dengan perubahan perilaku yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, kita dapat merayakan Lebaran dengan lebih bermakna tanpa meninggalkan jejak sampah yang merusak.
Terabaikannya Sisi Ekologis
Isu terabaikannya sisi ekologis selama masa libur Lebaran telah menjadi perhatian yang serius di Indonesia. Perhatian ini lebih dominan disampaikan oleh pecinta dan pegiat lingkungan. Adapun pemerintah daerah sepertinya hanya sebatas himbauan dan tagline semasa kampanye.
Meskipun suasana libur dipenuhi dengan kegembiraan dan kebersamaan, seringkali aspek pelestarian lingkungan kurang mendapatkan perhatian yang semestinya. Berikut adalah beberapa poin yang menunjukkan terabaikannya sisi ekologis di masa libur Lebaran.
1. Peningkatan Volume Sampah dan Konsumsi Meningkat
Tradisi Lebaran seringkali diiringi dengan peningkatan konsumsi makanan, minuman, dan barang-barang lainnya. Hal ini secara otomatis menghasilkan lonjakan volume sampah, terutama sampah plastik dari kemasan makanan dan minuman sekali pakai.