Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kerja Marathon, KPPS Mulai Bertumbangan

19 Februari 2024   11:21 Diperbarui: 19 Februari 2024   16:14 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjenguk seorang KPPS yang dirawat di RS usai tungsura. Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Pemilu serentak 2024 memang telah usai dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 yang lalu. Dibalik suksesnya pencoblosan, ada euforia kemenangan di pilpres dan rasa bercampur aduk menunggu hasil realisasi count KPU untuk pileg.

Di balik euforia yang ada, pemilu 2024 diwarnai pula dengan cerita dan fakta menyedihkan dari sisi penyelenggara pemilu. Jika di media nasional telah diberitakan terdapat lebih dari 50-an petugas PPS dan KPPS di seluruh Indonesia yang telah meninggal usai menjalankan tugas tungsura. 

Saya yang bertugas di bagian kesekretariatan Panwaslu kecamatan melihat dengan jelas bagaimana beratnya pekerjaan PPS terutama KPPS di setiap TPS. Puluhan TPS yang saja kunjungi sejak pagi hingga pagi lagi keesokan harinya menunjukkan betapa banyak dan ribetnya tugas KPPS. Apalagi dalam konsep Pemilu serentak. Mereka bekerja maratohon hingga 2x24 jam sebelum kotak suara diangkut ke kecamatan setempat.

Sejak datangnya logistik Pemilu di tingkat PPK, PPS dan sejumlah KPPS pun telah bertugas. Di tengah cuaca yang tidak menentu dengan dominasi hujan, KPPS banyak yang bertarung dengan hujan. Belum lagi jarak antara kantor kecamatan dengan TPS sangat jauh. Ada lokasi TPS di Tana Toraja yang harus ditempuh dengan jalan kaki berjam-jam. Kondisi hujan makin menambah derita para KPPS dan tim yang menuju ke TPS.

Di TPS ketika bertugas memulai tungsura, hujan dan cuaca dingin juga melanda. Istirahat minim harus dilalui karena tak boleh lengah sedikitpun. Adapun suplemen untuk kebutuhan fisik kurang diperhatikan. Hanya tersedia air minum kemasan, kopi, teh dan gorengan ditambah jatah makan siang dan malam. Kondisi inilah yang menjadi pemicu paling banyak PPS dan KPPS bertumbangan setelah tungsura.

Di Kabupaten Tana Toraja, sejauh ini belum ada PPS dan KPPS yang dilaporkan meninggal dunia. Akan tetapi, telah puluhan PPS dan KPPS yang kini menjalani perawatan di rumah sakit. Capek dan tidak tidur menjadi pemicu  tumbangnya para petugas ganda terdepan Pemilu. 

Seorang KPPS di kecamatan Makale, yang juga adalah rekan saya di guru penggerak bercerita bahwa ia mulai sakit sejak tanggal 13 Februari sore efek dari kehujanan menjemput logistik pemilu di kecamatan. Lalu, selama pencoblosan dan tungsura, mereka lebih banyak duduk dan konsentrasi pada pergerakan setiap lembar kertas suara dan mencocokkan data.

Menurut pengakuannya, sebenarnya, jam 11 malam proses pencoblosan di TPSnya sidah rampung. Hanya saja, ketika diadakan pencocokan jumlah kertas suara dan data pemilih, ada selisih. Hal ini terjadi pada semua kotak suara, baik pilpres, DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten. Sehingga, di tengah kondisi yang mulai mengantuk, mereka terpaksa menghitung lagi satu per satu.

Salah satu laporan Pengawas TPS yang menginformasikan adanya KPPS yang sakit. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Salah satu laporan Pengawas TPS yang menginformasikan adanya KPPS yang sakit. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Lalu, ketika proses tungsura sementara berjalan, saya mendapat kiriman laporan perjalanan dinas dair salah satu Pengawas TPS. isinya unik seperti pada foto. Ia menyampaikan dengan bahasa yang sederhana akan kondisi yang terjadi di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun