Dua klub raksasa Liga Primer Inggris, Manchester United dan Chelsea memiliki sejarah panjang dan prestisius, baik di kompetisi domestik maupun di kancah Eropa. Mendengar nama kedua klub saja sudah mengundang saya tarik apalagi jika terkait dengan sederet pemain bintang yang pernah membela mereka. Nama besar, pemain bintang dan kekuatan finansial klub tak selamanya berjalan seluruh dengan kemenangan dan prestasi.Â
Musim 2023/2024, kedua klub memiliki kondisi dan situasi identik yang tidak mengarah ke pencapaian prestasi. Hingga pekan ke-4 Liga Primer Inggris, Manchester United dan Chelsea masih tertatih-tatih di klasemen sementara.Â
Dari empat laga yang telah kedau tim mainkan, keduanya sama-sama telah menderita dua kali kekalahan. Bedanya adalah pasukan Erik ten Hag sudah dua kali menang, Mauricio Pochettino sekali menang dan sekali seri. Kedua tim juga memiliki kesamaan dari sisi produktifitas, yakni sama-sama telah mengemas lima gol ke gawang lawan. Chelsea sedikit lebih baik karena baru kebobolan lima kali dan Manchester United telah kebobolan tujuh kali. Di sini jelas bahwa lini pertahanan kedua tim bermasalah. Kuartet bek Man United yang diisi Diogo Dalot, Lisandro Martinez, Victor Lindelof dan Aaron Wan-Bissaka masih belum solid dan terlalu mudah ditembus lawan. Pertahanan Man United juga masih ditopang bek sarat pengalaman seperti Raphael Varane dan Harry Maguire.Â
Di tim The Blues, mengandalkan Axel Disasi dan Leon Colwill dan mengapit Thiago Silva. Khusus Chelsea mungkin masih rapuh karena para bek baru bertemu musim ini.Â
Manchester United dan Chelsea sama-sama mulai membangun tim. Mulai dari pergantian manajer hingga rekrutmen pemain. Meskipun Erik ten Hag lebih duluan menukangi Manchester United semusim dibanding Mauricio Pochettino yang baru berlabuh di Stamford Bridge memasuki musim kompetisi 2023/2024, akan tetapi keduanya membawa misi yang identik, yakni membangun tim yang baru.Â
Dalam misi membangun tim, Manchester United dan Chelsea pun mendatangkan pemain berlabel bintang dan pemain muda potensial. Mulai dari posisi penjaga gawang, Manchester United mendatangkan Andre Onana dari Inter Milan, sementara Chelsea mendatangkan Robert Sanchez dari Brighton and Hove Albion. Onana sejauh ini sudah kebobolan tujuh gol bersama Manchester United, Sanchez sedikit lebih baik dengan kebobolan lebih sedikit gol.Â
Manchester United pun terakhir mendatangkan pemain muda berbakat Rasmus Hojlund dan Sergio Reguilon . Kehadiran kedua pemain diharapkan mampu berjibaku bersama pemain muda lainnya yang sudah berseragam The Red Devils, yakni Anthony, Jadon Sancho, Scott McTominay, Alejandro Garnacho, Lisandro Martinez, Aaron Wan-Bissaka, Marcus Rashford, Anthony Martial, Diogo Dalot, Altay Bayindir, Facundo Pellistri, Daniel Gore, Hannibal Mejbri, dan Alvaro Carreras.
Sementara di kubu Chelsea lebih sporadis lagi dalam mengubah komposisi skuad dengan tim muda. Pochettino hanya menyisakan bek Thiago Silva sebagai pemain senior. Selain Robert Sanchez, Pochettino juga memiliki pemain muda di Stamford Bridge, termasuk yang sudah ada musim lalu dan masuk sebagai pemain baru. Mereka adalah Axel Disasi, Christopher Nkunku, Andrey Santos, Benoit Badiashile, Carney Chukwuemeka, Armando Broja, Levi Colwill, Malo Gusto, Trevoh Chalobah, Weshley Fofana, Conor Gallagher, Moses Caicedo, Enzo Fernandez, Nicolas Jackson, Noni Madueke, Cole Palmer, Ian Maatsen, Marc Cuccurella, Lesley Ugochukwu, Deivid Washington. Para pemain muda ini dikombinasikan dengan pemain matang seperti Reece James, Ben Chilwell dan Raheem Sterling. Chelsea pun memberikan kesempatan kepada dua kiper muda Dorde Petrovic dan Lucas Bergstrom masuk ke tim inti.Â
Terdapat pemain berlabel bintang yang sejauh ini belum mampu berkontribusi ke klub. Di Chelsea ada Mikhaylo Mudryk. Ia tercatat belum pernah mencetak gol di pertandingan resmi The Blues. Padahal ia sangat sukses di Shakhtar Donetsk sebelum pindah ke Chelsea dengan transfer  70 juta euro untuk durasi kontrak 8,5 tahun.Â
Kondisi ini memiliki kemiripan dengan yang tengah dialami Jadon Sancho di Manchester United. Sejak kedatangannya dari Borussia Dortmund, harapan besar diberikan ke pundak Sancho. Namun, sejauh ini Sancho juga tak bisa berbuat banyak di tanah kelahirannya. Terakhir ia terdepak dari skuad inti. Tambahan pula, ada eks kapten Harry Maguire yang selalu dianggap sebagai biang kegagalan Manchester United. Terakhir, sewaktu Manchester United ditekuk Arsenal 1-3, dua gol meriam London yang tercipta di injury time babak kedua adalah saat Maguire telah masuk sebagai pemain pengganti.Â
Sampai di sini, wajar saja permainan kedua tim belum membuahkan hasil yang maksimal mengingat para pemain muda belum menyatu permainannya dengan maksud pelatih. Termasuk belum seirama dengan pemain lama di klub. Secara statistik dari penguasaan bola dan pembukaan peluang, aksi para pemain muda kedua tim wajib diapresiasi.
Jadi, buat para fans Manchester United dan Chelsea wajib bersabar dua hingga tiga tahun ke depan untuk merasakan dampak dari kedatangan para pemain muda. Butuh waktu dan proses untuk bekerja dan berkembang bersama dalam satu tim. Demikian halnya dengan pilihan strategi dan kreatifitas di atas lapangan butuh waktu yang lama dan kerja keras yang berkelanjutan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI