Mohon tunggu...
Ouda Saija
Ouda Saija Mohon Tunggu... Dosen - Seniman

A street photographer is a hitman on a run.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hampir Gagal Foto Gerhana

9 Maret 2016   17:51 Diperbarui: 9 Maret 2016   18:27 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="teknik double exposure untuk gerhana"][/caption]Saya berbagi tulisan tips dan trik memotret gerhana matahari ini karena saya hampir gagal mengabadikan momen langka ini dengan kamera saya. Saya kira memotret gerhana matahari mudah jadi saya hanya menyiapkan kamera, lensa, tripod, dan baterai cadangan. Tetapi ternyata memotret gerhana tak semudah yang saya bayangkan. Setelah menunggu hampir dua jam saya baru berhasil memotret kejadian alam yang langka ini. Katanya gerhana matahari total terjadi setiap kurang lebih 30an tahun. Gerhana matahari total yang sempat saya alami adalah tahun 1983 atau 32 tahun yang lalu. Waktu itu saya masih duduk di bangku SMP. Seandainya pagi ini saya gagal memotret mungkin saya tidak akan punya kesempatan lagi. Kalaupun masih hidup, mungkin saya sudah tidak kuat mengangkat tripod.

[caption caption="Fase Puncak Gerhana di Jogja"]

[/caption]Pagi ini saya bangun jam 5.30 karena dari berita yang saya baca gerhana akan mulai pada jam 6 lebih sedikit. Saya kemarin malam sudah menyiapkan kamera, lensa lebar 18mm, lensa tele 55-200mm, lensa ultra lebar 10-17mm, tripod, filter ND4 dan ND8 serta tentu saja kacamata hitam. Saya merasa yakin peralatan saya cukup memadai. Rupanya saya terlalu PD sehingga tidak mempelajari dulu trik memotret gerhana matahari.

[caption caption="Sunrise sebelum gerhana"]

[/caption]Dengan yakin saya, sesudah minum kopi dan gosok gigi (tanpa mandi) saya menenteng kamera dan peralatan lain menuju titik yang saya rencanakan yaitu parkir bertingkat di Jl. Abu Bakar Ali, dekat Malioboro, Jogja. Saya membaca berita bahwa pusat nonton bareng gerhana di Jogja adalah di Tugu. Saya tidak ke sana karena pasti tempat itu akan sangat ramai, terlalu banyak orang, sehingga sulit mencari sudut yang bagus.

[caption caption="Pesawat Lewat saat gerhana"]

[/caption]Dugaan saya benar, parkiran Abu Bakar Ali masih cukup lengang, hanya ada beberapa fotografer amatiran seperti saya. Saya memasang kamera dengan lensa lebar, HP, dan menenteng kamera dengan lensa panjang. Dari jam 6 sampai jam 7.30 matahari masih saja bulat, tidak terjadi tanda-tanda gerhana padahal menurut berita yang saya baca, puncak gerhana di Jogja terjadi sekitar jam 7.30 sampai jam 8.


Orang-orang mulai kasak-kusuk karena dilihat dengan mata telanjang mahari masih saja bulat. Jangan-jangan gerhananya hanya hoax saja. Di samping kiri saya seorang dengan kamera HP mulai bosan karena mataharinya tetap bulat, dia mulai menggerutu. Di kanan saya ada seorang videografer, meskipun kameranya bagus tapi sepertinya dia juga seorang amatir yang membuat video bukan untuk cari uang. Dia juga belum berhasil memvideo gerhana. Pacarnya berseloroh: "Jangan-jangan gerhananya nggak jadi?"

[caption caption="Fase Akhir Gerhana"]

[/caption]Sayapun mulai gelisah dan berpikir pasti ada yang tidak beres. Seseorang yang melihat dengan kaca las dari belakang saya berkata bahwa dia bisa melihat matahari seperti bulan sabit. Sayapun lalu mencoba mengubah berbagai setting kamera saya. 


Saya berhasil mendapatkan foto yang pertama, yang menunjukkan matahari tidak bulat pada jam 7.37 ketika kamera saya set pada kecepatan 1/4000 dan F,22. Meskipun saya sudah memasang filter ND4 namun rupanya itu tidak cukup. Hasil foto masih tidak tajam. Maka saya copot filter ND8 di lensa yang lain dan saya pegang di depan lensa saya. Baru sesudah itu saya mendapatkan foto yang cukup tajam dan matahari tidak bulat lagi.

[caption caption="Capek Pegangin Filter"]

[/caption]
Saran
Kalau anda fotografer amatiran seperti saya, sebaiknya jangan terlalu PD. Baca-baca tips dan trik dari fotografer profesional sebelum terjun ke lapangan. 


Saya berhasil memotret gerhana dengan cukup tajam dengan setting ISO 100; kecepatan 1/4000 detik; F 22; pada 200mm dengan tambahan 2 filter, ND4 dan ND8.


Untuk mendapatkan foto matahari dan background/foreground yang jelas cobalah teknik double exposure. Pada foto pertama gunakan setting di atas, pada foto kedua ubah setting kecepatan (s) dan bukaan rana (F) normal sehingga foreground jadi jelas.
Selamat mencoba memotret gerhana matahari total di tahun 2045. Semoga Sukses![caption caption="Akhirnya bisa"]

[/caption]

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun