Mohon tunggu...
Otniel Zebua
Otniel Zebua Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Politik

Saya adalah seorang mahasiswa ilmu politik di Universitas Sumatera Utara saya memiliki minat dalam menulis artikel mengenai kebijakan politik, Komunikasi Politik dan Politik nasional serta Internasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Sejarah Milik Penguasa ?

11 Juli 2025   17:06 Diperbarui: 11 Juli 2025   17:06 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gramsci menekankan bahwa tugas kaum intelektual organik adalah membongkar hegemoni ini, agar rakyat sadar bahwa narasi dominan bukan satu-satunya kebenaran. Dalam konteks Indonesia, upaya melawan narasi tunggal sejarah bukan sekadar akademis---tetapi politis dan etis. Jika kita membiarkan sejarah dikuasai oleh logika kekuasaan, maka kita sedang mewariskan kebohongan kepada generasi yang akan datang.

Apakah Sejarah Bisa Netral ?

Memang, tidak ada sejarah yang benar-benar netral. Setiap penulisan sejarah adalah pilihan: mana yang dicatat, mana yang disingkirkan. Tapi justru karena itu, sejarah harus dibangun dalam ruang dialog yang terbuka, bukan ditentukan oleh menteri apalagi tanpa partisipasi korban, akademisi independen, dan masyarakat sipil. Membangun "tone positif" dalam sejarah tidak bisa dilakukan dengan menyapu sisi gelap masa lalu. Bangsa yang sehat adalah bangsa yang mampu mengakui masa lalunya baik prestasi maupun dosa-dosa kolektifnya. Menulis sejarah yang jujur bukan berarti membongkar aib bangsa, melainkan menegaskan bahwa bangsa ini tidak takut belajar dari masa lalunya.

Hari ini, kita dihadapkan pada risiko sejarah dijadikan alat kekuasaan. Ketika narasi masa lalu direkayasa atas nama persatuan, maka kita sedang menyusun masa depan yang rapuh. Maka kita harus bersuara karena sejarah bukan milik satu orang, satu partai, atau satu kementerian. Sejarah adalah milik rakyat korban yang dilupakan, pejuang yang disingkirkan, dan generasi yang berhak tahu kebenaran. Sebagaimana Gramsci pernah peringatkan, kekuasaan yang tak dilawan akan menjadi normal. Maka melawan monopoli sejarah bukan soal nostalgia, melainkan soal keadilan dan masa depan.

Sumber: 

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c1j5l41nlywo 

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250526173703-32-1233402/pemerintah-ganti-istilah-orde-lama-di-penulisan-ulang-sejarah-ri 

https://kumparan.com/kumparannews/polemik-pemerkosaan-massal-mei-1998-dalam-penulisan-ulang-sejarah-25HYmOD7pyE 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun