Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Puzzle | Aku, Kaki Kupu-kupu, dan Kompasiana

3 November 2018   13:07 Diperbarui: 3 November 2018   13:19 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beruntung Dulu Pernah Dapat Stiker Kompasiana I Foto: OtnasusidE

Kontak tetap dilakukan dengan menggunakan WA.  Hi hi hi.  Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.  Nah, loh.

Bisa jadi orang lain akan berpikir lain. Berprasangka kalau si lelaki genit ataupun si perempuan genit.  Loh, kalau dua-dua genit tentunya  kan  jadi tepuk tangan. Kalau salah satu diantara kami berdua yang duduk berseberangan tidak genit maka tidak terjadi tepuk tangan.

Walau begitu aku menelanjangi tubuhnya mulai dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Sebuah penelanjangan yang paling disukai oleh si kaki kupu-kupu.

Setelah sampai di Stasiun Bumi Sriwijaya/Palembang Icon, keluar pun tetap sendiri-sendiri. Ketika akan memesan angkutan online barulah kami berduaan. Wak wak wak.

Pada saat acara kumpul bareng Kompal di Soma Palembang yang dibandari oleh Mas Kevin beberapa waktu lalu, saking halusnya si kaki kupu-kupu yang ada di depan mata pun tak sedikitpun kulirik. Hanya komunikasi dengan WA tetap berjalan untuk saling goda.

Ada saatnya yang jauh mendekat tetapi ada kalanya juga yang dekat memang mendekat dan jangan menjauh.

Please jangan pernah menilai orang dari unggahannya di Facebook, Instagram, WA Grup ataupun media sosial lainnya. Keluarga adalah segala-galanya bagi kaki kupu-kupu. Dan itu sangat  private.  Hal yang sama juga aku lakukan.

Kaki kupu-kupu pun tak pernah mengurusi urusan pribadi orang lain. Hal yang sama diharapkan pada orang lain agar tidak mengurusi pribadi dirinya. Sampai saat ini semua masih berjalan pada jalan yang seharusnya.

Semua keluarga dibangun di atas perbedaan satu sama lain. Kalau keluarga dibangun di atas persamaan maka itu namanya mengingkari hakekat cinta yang tidak memadang suku, agama, ras dan jenis kelamin serta latar belakang kehidupan masing-masing.

Mungkin yang sama adalah tujuan. Tujuan menikah atau bahasa pasarnya tujuan kawin. Kalau sudah sepakat dengan tujuan kawin ya harus dijaga. Jangan pernah kawin tanpa tujuan. Kalau itu dilakukan apalagi cuma bilang kawin atas nama cinta.  He he he.  Nggak kuat  brotherandsister.

Kalau sudah kawin, jangan pernah melirik lelaki lain ataupun perempuan lain. Melirik dalam arti jatuh ke pelukan.  Oucchhh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun