Baunya pun tidak menyengat. Hangatnya pas.
Ototkupun tidak terasa kencang lagi. Ketika kugerakkan memutar juga tak terasa sakit lagi.
Om Wit yang melihatku memutar-mutar lenganku pun berkata ,"makanya pemanasan. Atlet saja butuh pemanasan untuk memukul. Lah, tukang foto juga butuh pemanasan. Kamera itu berat apalagi ditambah tele sambil menyandang tas lagi," ujarnya.
Akupun cuma nyengir. Â Akupun lalu menggerak-gerakkan kaki dan tangan melakukan pemanasan. Senam ringan. Keringat menetes dan tubuh terasa hangat.
Ketika aku coba menyandang tas lagi dan kemudian mengambil gambar. Pundak tak terasa sakit lagi. Akupun beraksi lagi mengambil para petenis Lahat yang sedang latihan untuk meningkatkan target medalinya dari lima emas menjadi tujuh emas.
Ketika jeda latihan. Mas Wit mendekati dan mengungkapkan kalau ada baiknya untuk membawa geliga krim. "Pemanasan merupakan yang terbaik agar otot tidak kram tetapi kalau kepepet ya bawalah geliga krim agar ketika kram bisa langsung diolesin dan dipijitin sendiri. Aku sendiri bawa kok di tas," jelasnya.
Umur tidak bisa dilawan. Hobi harus jalan terus. Kalau tidak ya kita tidak bisa kreatif. Dalam menjalaninya, harus ada solusi-solusi kecil yang menunjang agar ketika dalam menjalani hobi ada gangguan, bisa diselesaikan.
Pemanasan dengan senam ringan sekarang kuwajibkan sendiri setiap hari agar ketika menjalankan hobi memotret tidak lagi terkena kram otot di pundak dan tangan. Bolehlah geliga krim masuk dalam tas hitam selain dua kamera dan dua lensa, batere tambahan dan blitz serta asesoris.
Sebelumnya yuk check it dot gaya petenis Lahat di lapangan.
Salam Kompasiana
Salam Kompal