Mohon tunggu...
Daniel Oslanto
Daniel Oslanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Rasanya lebih sulit berganti klub kesayangan ketimbang berganti pasangan (Anekdot Sepakbola Eropa) - 190314

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

“Panas-panas Tahi Ayam” ala Menpora?

11 Mei 2016   18:25 Diperbarui: 12 Mei 2016   14:02 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jose Mourinho melatih Timnas Indonesia, Mungkinkah? (Kompas)

Bayern Munich berhasil 'merebut' wonderkid Portugal yang bermain di Benfica, Renato Sanchez (18), dengan nilai transfer £ 28 juta, dengan klausul-klausul yang bisa menambah nilai transfer ke angka £ 65 juta. Berita inilah yang memicu munculnya isu Mourinho bakal direkrut untuk melatih Timnas Indonesia. 

Lah, kok bisa? Usut punya usut, Renato Sanchez diageni oleh superagen asal Portugal, Jorge Mendes. Demikian halnya dengan Jose Mourinho. Sempat terkabar bahwa Sanchez sudah sangat dekat dengan MU, lantaran Mourinho bakal berlabuh ke MU, dan keduanya diageni oleh Mendes. 

Semua skenario itu menjadi berantakan lantaran Sanchez berlabuh ke Bayern, dan hingga saat ini MU belum mengumumkan info terkait siapa pelatih MU untuk musim depan. Dengan gagalnya Sanchez ke MU, maka spekulasi berkembang yang mengaitkan bahwa Mourinho tidak akan ke MU. Dan itulah asal muasal, Mourinho dikaitkan dengan beberapa tim, dan yang teranyar adalah timnas Indonesia.

Walaupun terdengar ide yang sangat 'gila dan nyaris mustahil', Menpora, Imam Nahrawi bukan menepis berita yang dikabarkan oleh media-media Internasional. Menpora justru membuat spekulasi semakin menarik, dengan menyebut mengaitkan Mourinho dengan Timnas Indonesia masih sebatas wacana, namun sudah dibicarakan dengan petinggi yang berkaitan. 

"Wacana ini sudah didiskusikan dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, KOI, Erick Thohir, walau memang bukan perkara mudah," kata Imam Nahrawi di gedung Kemenpora di Jakarta, seperti dikutip Kantor Berita Antara, seperti yang dilansir oleh situs BBC Indonesia. Yang membuat hal ini semakin menarik adalah Menpora menambahkan bahwa Hiddink (Pelatih Interim Chelsea saat ini), menjadi pilihan kedua. Hal ini didasarkan pengalaman Hiddink menjadi pelatih timnas dan juga nilai kontraknya yang tidak semahal Mourinho.

Melengkapi 'kegilaan' dari semua ini adalah, Timnas Indonesia masih dilarang tampil di Internasional (sudah lebih dari setahun), dikarenakan intervensi pemerintah dalam PSSI. Bila dipandang dari kacamata profesional, tidak ada yang salah dengan niat Mempora 'memperbaiki' PSSI dengan melakukan intervensi, yang jelas menjadi menggelikan adalah kondisi PSSI yang seperti ini sudah setahun lebih dan terkesan berlarut-larut. Wacana rekrut Mourinho atau Hiddink tapi nggak main di Internasional? Jujur ini adalah lelucon terbaik di minggu ini.

Bukan Pertama Kali

Sikap panas-panas tahi ayam sederhananya adalah sikap di mana awalnya sangat antusias dan berapi-api untuk melakukan sesuatu hal dalam sesaat kemudian hilang gairah menyelesaikannya. Menilik yang terjadi saat ini, bukan tanpa sebab menyebut Menpora bersikap 'panas-panas tahi ayam'. Setidaknya beberapa contoh yang sempat 'booming' adalah bukti nyatanya.

Pertama, pembekuan PSSI masih tidak menemui titik kejelasan, sudah setahun lebih berlalu, masih tanpa perkembangan signifikan. Setahun lebih bukanlah waktu yang singkat, dan sudah jelas bahwa Menpora terkesan semangat di awal untuk melakukan reformasi sepakbola Indonesia dan jajaran pengurus di dalamnya. 

Bila ditarik, kejenuhan masyarakat kepada pengurus PSSI tidak sebanding dengan kehilangan hiburan terbaik masyarakat yang hingga saat ini belum menemui titik kejelasan. Meski kongres luar biasa akan didengungkan, namun harus diakui tarik ulur PSSI dan pemerintah belum memenuhi perkembangan yang signifikan.

Kedua, wacana mengenai Indonesia melakukan pergelaran MotoGP 2017. Semua pihak begitu antusias begitu pemerintah dalam hal ini kemenpora berhasil meyakinkan Dorna, pengelola MotoGP untuk memberikan jatah menjadi 'host' kepada Indonesia. Meskipun Indonesia akan menggelar MotoGP 2018, undur setahun dari yang dijadwalkan, namun lagi-lagi bukan karena andil dari Kemenpora. Hal ini adalah inistiatif dari Pemprov Palembang yang siap menyediakan sirkuit dan Infrastruktur untuk mendukung MotoGP 2018 di Indonesia, tepatnya di Palembang.

Ketiga, masalah terkait Rio Haryanto berlaga di ajang Formula-1 (F-1). Meski penuh dengan pro dan kontra, lagi-lagi Kemenpora mengumumkan niat untuk membantu Rio agar bisa tampil dengan menyediakan dana bagi Rio. Sayang beribu sayang, hal ini urung terjadi dan Kemenpora beralasan  bahwa rencana tersebut harus dimasukkan dulu dalam anggaran dan pencairan dana dari pemerintah bisa memakan waktu yang sangat lama, sehingga tidak bisa mendukung Rio.

Kali ini, masyarakat disuguhi dagelan wacana pelatih kelas dunia (Baca: Mourinho atau Hiddink) akan 'sudi' melatih Timnas Indonesia yang 'belum' diakui (kembali) oleh FIFA. Ini maksudnya apa ya? Panas-panas tahi ayam lagikah? Ah, cuma bisa elus dada aja…semoga bukan pepesan kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun