Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hasto: Waspadai Berasmara dengan Dewa

11 Desember 2021   21:08 Diperbarui: 11 Desember 2021   21:18 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokoh PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (paling kanan), Rano Karno (memakai masker) dan Ario Bimo (paling kiri) bersama anggota Paguyuban Wayang Orang Bharata, Oktober 2021, di Gedung Pertunjukan WO Bharata, Pasar Senin, Jakarta Pusat.  Foto: Dokumentasi Pribadi

Tiga tokoh PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto diapit (kiri) Ario Bimo dan Rano Karno di depan para wartawan di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Pasar Senin, Jakarta, Oktober lalu. Foto: Dokumentasi Pribadi
Tiga tokoh PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto diapit (kiri) Ario Bimo dan Rano Karno di depan para wartawan di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Pasar Senin, Jakarta, Oktober lalu. Foto: Dokumentasi Pribadi

Dalam pesan yang disampaikan saya, Hasto mengatakan, wayang adalah ritual kehidupan. Wayang versi Jawa adalah cermin kehidupan, perjuangan untuk meraih kebenaran melewati angkara murka. 

Cerita Cupu Manik Astagina adalah ajaran falsafah dasar kosmologi Jawa tentang realitas jagat gede (makrokosmos) dan jagat cilik (mikrokosmos). Keduanya punya tatanan sendiri sendiri dalam keseimbangan hukum alam.

Namun, kata Hasto, ketika keduanya menyatu dalam nafsu duniawi, seperti dalam peristiwa terlibat dalam asmara antara Dewi Indradi dan Batara (Dewa) Surya, maka terjadilah ketidakseimbangan yang menciptakan kekacauan.

Hasto berkata, manusia punya keterbatasan melihat seluruh alam semesta. Usaha menguasai Cupu Manik Astagina tanpa melalui perjuangan, olah batin dan kerendahan seperti dilakukan Anjani, Sugriwa dan Subali, hanyalah menciptakan kesengsaraan. "Manusia jatuh. Harkat dan martabatnya dalam keseluruhan karakternya jadi seperti hewan," tegas Hasto.

Hasto pada kesimpulan, manusia sadar diri, bertobat dan berharap pada kehadiran Sang Pencipta. 

Asmara cinta memang indah dan nikmat dan bisa suci. Tapi juga bisa tercampur dengan nafsu buruk. Waspadalah pada asmara walaupun itu melibatkan para dewa kayangan sekalipun. Bisa kacau.

Ajaran ini sangat perlu untuk dunia dan negeri ini. "Yuk kita nonton wayang orang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun